Ada banyak pendekatan yang dapat dilakukan marketers untuk menciptakan experiential marketing campaign di social media. Pemilihan pendekatan yang tepat serta konsep aktivasi yang unik di social media dipastikan akan sanggup menciptakan experiential marketing campaign, yang berefek pada bonding dan viral.
Penulis: Dwi Wulandari/Laporan: Eky Ilmastuti
Kanal kominikasi pemasaran di masa lalu boleh dibilang sangat terbatas. Paling tidak hanya dua kanal yang dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan sekaligus membangun sebuah brand. Pertama, pemasar atau marketers dapat memilih beriklan lewat media cetak. Atau, pilihan kedua, menggunakan media film.
Kini, kanal komunikasi jauh lebih beragam. Marketer dapat memilih sejumlah kanal dari aneka kanal komunikasi yang tersedia, atau memanfaatkan seluruh kanal sekaligus dengan pendekatan yang terintegrasi. Mulai dari kanal beriklan di media V, cetak, radio, hingga menggunakan media digital, brand activation, dan komunitas.
Media digital, salah satunya social media atau media sosial adalah kanal komunikasi yang tengah popular di kalangan marketers. Lantaran, Experiential marketing telah diterapkan di sosial media. Saat ini social media mampu memberikan brand experience kepada konsumen. Termasuk, menciptakan bonding antara brand dengan konsumen.
Menurut Brianna B, dari Business Social Metrics, ada sepuluh pendekatan experiential marketing yang dapat dilakukan oleh marketers melalui platform sosial media. Berikut ini sepuluh experiential marketing di social media yang paling sukses.
1. Smart Store Campaign dari Ballantine Whiskey
Saat ini, konsep fotografi menjadi pilihan paling digemari oleh para pemasar di kanal social media. Tantangannya adalah bagaimna konsep aktivasi berbau fotografi tersebut dapat berbeda dari konsep kebanyakan. Ballantine Whiskey merupakan merek minuman beralkohol yang cukup unik menciptakan experiential marketing di social media. Ballantine menghadirkan toko "pintar" yang mampu membaca gesture tubuh pengunjung. Mulai dari membaca sikap tubuh, pakaian yang dikenakan, hingga perilaku secara umum si pengunjung. Foto terunik yang berhasil ditangkap saat pengunjung berada di gerai Ballantine di bandara, selanjutnya dapat di-up load dan di-share secara online. Objektinya, agar mereka dapat berbagi pengalaman yang nengesankan kepada komunitasnya. Kampanye yang ditargetkan untuk menghadirkan brand Ballantine Whiskey di bandara itu pun menuai sukses.
2. “Paint Your Place” Campaign dari Behr
Salah satu kesulitan yang kerapkali dijumpai konsumen cat adalah memilih warna cat yang tepat untuk rumah mereka. Kali ini, brand cat Behr sanga cerdas menjawab kebutuhan konsumen tersebut. Menggunakan media sosial sebagai kanal komunikasinya, Behr menggelar kampanye bertajuk “Paint Your Place”. Melalui kampnye itu, para pengguna dapat meng-upload foto rumah mereka dan mengecatnya secara virtual menggunakan warna yang ditawarkan oleh Behr. Pelanggan dapat membuat warnanya kesukaannya sendiri di situs tersebut dan memesannya pada saat bersamaan. Bahkan, pengguna juga dapat melihat katalog Behr, bahkan mengunjungi “Inspiration Library”, yang masih menjadi bagian dari situs Behr hingga saat ini. Kampanye tersebut memang sudah berakhir, namun masih banyak orang yang membincangkan mengenai aktivitas yang menyenangkan dan helpful untuk konsumen itu. Pada akhirnya kampanye tersebut nampaknya benar-benar menggenjot merek Behr. Di Indonesia, cat Dulux belakangan ini juga memiliki kesamaan konsep dengan apa yang sudah dilakukan Behr.
3. Kontes Foto via Instagram dari Casio
Kampanye di social media juga dapat dilakukan dengan ide yang sederhana. Namun, eksekusi ide yang tepat sanggup menghasilkan impresi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada saat brand G-Shock merayakan ulang tahun yang ke-30. Casio mengadakan sebuah acara di New York City, di mana orang-orang didorong untuk meng-upload foto-foto mereka ketika menggunakan jam Casio-nya. Mereka diinstruksikan untuk melakukan hal tersebut dengan menggunakan Instagram, untuk kemudian meng-upload-nya menggunakan tagar spesifik. Orang-orang yang tidak menghadiri event, bahkan juga didorong untuk berpartisipasi. Selanjutnya, foto-foto yagn sudah di-upload tadi ditayangkan melalui live-feed yang tersedia di sepanjang lokasi pelaksanaan. Event itu dipromosikan selama beberapa minggu melalui platform sosial media, dan menghasilkan lebih dari 3000 foto. Di Indonesia sendiri, konsep kontes foto seperti ini sudah sering dilakukan oleh para pengelola merek.
4. Experiential Concert dari Red Bull
Batas antara kegiatan offline dan online, belakangan ini semakin kabur. Contohnya saja, kegiatan konser musik. Jika dulu konser music menawarkan experiential activation melalui konser secara fisik, kini kegiatan konser music dapat dihadirkan secara virtual. Red Bull misalnya, telah mengadakan konser unik di London Eye yang melibatkan kegiatan recreating berbagai “clue experience” dari masa lalu dan masa kini di dalam setiap kapsul. Meskipun audience tidak sempat menghadiri event tersebut, Red Bull menyediakan siaran streaming secara langsung dan diklaim sebagai salah satu yang terbesar dari event sejenis. Event ini juga didukung oleh aplikasi GigDropper yang menyediakan lokasi eksklusif dari adegan club underground untuk para penggunanya. Event ini sangat sukses, baik dalam hal pelanggan yang kehadiran langsung maupun menonton online. Di Indonesia, XL pernah melakukan hal serupa saat konser music Noah. Tak hanya menghadirkan konser music secara fisik, public juga diundang nyanyi bareng Noah secara virtual.
5. Experiential Games dari Volvic Water
Games memang menjadi salah satu kendaraan yang efektif dalam merangkul konsumen. Tak heran, jika banyak pemasar yang sering menggunakan pendekatan games dalam kampanye komunikasi mereka. Adalah kampanye dua minggu dari Volvic Water dapat menjadi contohnya. Menampilkan digital billoard interaktif dan menempatkannya di pusat belanja lokal yang berada di Kent, rupanya Volvic Water mampu menarik minat para pejalan kaki di sana. Para pejalan kaki yang lewat didorong untuk “meledakkan” buah virtual, hingga botol airnya terisi. Segera setelah itu terjadi, brand ambassadors akan muncul dan memberikan hadiah mereka sesuai dengan rasa yang mereka menangkan. Sebuah game di facebook juga dibuat untuk mendorong amplifikasi dari program tersebut. Di Indonesia, konsep games yang diterapkan di social sudah sangat sering dilakukan.
6. Experiential Advertising dari Marriott Branding lewat advertising...