Disruptive in Marketing Communications

Dalam mengkonsumsi, konsumen sekarang sangat memperhatikan tentang tentang apa yang mereka lakukan. Ini karena mereka memiliki pengalaman tentang produk yang lebih besar dan pengetahuan yang lebih rinci tentang atribut yang berbeda dari produk tertentu. Ini sekaligus menjelaskan mengapa konsumen sekarang tidak lagi segan-segan meninggalkan produk satu merek ke mereka lain yang memenuhi harapan mereka secara lebih baik.

Lingkungan persaingan yang luar biasa ketatnya itu, memaksa perusahaan mendesain ulang kampanye komunikasi pemasarannya. Sebab bagaimanapun fenomena itu melahirkan sesuatu yang baru. Bila dulu pada event-event tertentu semisal lebaran terjadi lonjakan penjualan, kini perusahaan merasakan susutnya penjualan yang mereka dapatkan karena bagaimana pun harus diakui bahwa saat ini pemainnya semakin banyak disamping pola konsumsi dan belanja orang juga berubah.

Survei menunjukkan bahwa festive season Ramadan di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan gejala berkurang kemeriahannya. Menurut catatan Nielsen Indonesia, perusahaan riset terkemuka dunia, sejak 2012 kenaikan penjualan produk di modern market pada festive season dari tahun ke tahun semakin menurun. Ini terjadi terutama untuk produk-produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Di sisi lain, memang ada produk/jasa yang justru makin hari makin ramai diburu saat Ramadan atau jelang Lebaran, yaitu restoran dan penginapan.

Situasi ini membuat perusahaan atau merek mendesain ulang komunikasi pemasarannya agar agar mampu mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya. Karena itu, mereka perlu menciptakan berbagai program guna mengunci pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru. Di luar kenyamanan platform tradisional seperti televisi, radio, bioskop, dan lain-lain media yang menghubungkan dengan pelanggan, melibatkan situasi keterpencilan dan terlepas dari sektor yang mereka geluti, perusahaan kini lebih dari siap untuk menemukan metode komunikasi baru.

Ledakan di bidang teknologi komunikasi dan informasi baru yang diakibatkan oleh internet dan media sosial menawarkan berbagai macam alat komunikasi baru. Bagaimana pun situasi ini bisa sangat ambivalen. Di satu sisi stuasi ini mencerminkan tumbuhnya peran konsumen yang selama ini tertutupi, tetapi juga mencerminkan tumbuhnya kesediaan konsumen untuk menggunakan beragam alat agar bisa berbagi pengalaman dan perasaannya.

Sebagai mahluk sosial, mereka membentuk komunitas. Dalam konteks ini penyebaran informasi secara massal, komunitas adalah aktor baru yang mewakili kesempatan tetapi juga ancaman bagi perusahaan. Dunia bisnis dipaksa untuk beradaptasi dan telah mulai fokus pada kondisi ini dengan mengembangkan kehadiran mereka secara online, menggunakan internet untuk membuat hubungan dengan konsumen yang lebih paripurna, lebih langsung, dan di atas semua itu lebih cepat daripada di masa lalu.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)