Digital marketing semakin menjadi penting dalam strategi bisnis. Menurut riset yang dilakukan oleh Mondo – provider teknologi dan digital marketing – 80% perusahaan berencana untuk meningkatkan budget digital marketing mereka untuk 12 sampai 18 bulan ke depan.
Penelitian yang bertajuk "The Future of Digital Marketing," tersebut merupakan survey online terhadap digital marketing executives dari perusahaan B2C dan B2B. Dari perusahaan yang berencana akan meningkatkan budget digital marketing nya tersebut, 40% mengatakan akan meningkatkan sebesar 5-10%, 32% perusahaan akan meningkatkan hingga 10-25% dan 9% akan meningkatkan 0-5%.
“Salah satu tantangan besar bagi digital marketers adalah hiring (mempekerjakan) talent yang potensial dan budget dari perusahaan tersebut,” ujar Laura McGarrity, VP Digital Marketing Strategy Mondo seperti yang dilansir dari adage.com.
Menurut penelitian tersebut, ada beberapa hambatan yang dihadapi perusahaan. 65% responden mengungkapkan bahwa hambatannya adalah menemukan talent yang mumpuni. 30% responden setuju bahwa hambatan terletak pada kualitas staff, 20% responden mengatakan bahwa hambatannya adalah menarik top talent, 16% responden menyatakan hambatannya adalah mempertahankan top talent, dan 26% responden setuju bahwa hambatan adalah culture fit.
“Turnover karyawan adalah isu yang patut dipertimbangkan. Menurut catatan kami, digital marketing proffesional biasanya bertahan di suatu perusahaan hanya 12 – 18 bulan,” ungkap McGarrity. Sementara level CMO bertahan hingga 45 bulan, menurut laporan Spencer Stuart – perusahaan perekrutan eksekutif.
“Ada permintaan yang tinggi. Hal tersebut menciptakan ruang baru. Mereka berpindah karena berharap mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Ini adalah market kandidat, khususnya di digital marketing,” tambahnya.
Menurut laporan Mondo, skill yang dibutuhkan perusahan tahun ini berkisar pada digital/social (54%), content creation (44%), big data/analytics (33%) dan mobile strategy (30%).
Sementara untuk skill marketing tradisional berada di bawahnya. Tercatat hanya 24% perusahaan yang berencana merekrut creative service dan 22% perusahaan ingin talent yang memiliki skill dalam product/brand expertise.
“Setiap minggu atau dua minggu, ada teknologi baru yang bermunculan. Orang yang mempunyai skill teknikal tertentu, misalnya saja Oracle Eloqua, menjadi semakin sedikit,” imbuhnya.
Penelitian tersebut juga mengungkapkan platform digital apa yang akan meningkatkan customer engagement. Hasil menunjukkan hanya 24% responden yang setuju bahwa mobile platform merupakan kunci untuk meningkatkan customer engagement. Diprediksikan, dalam tiga atau lima tahun ke depan, 70% responden akan setuju dengan hal tersebut.
Video juga diprediksikan akan menjadi kunci untuk meningkatkan customer engagement dari 13% hingga 61%. Sementara sosial media diprediksikan akan mengalami peningkatan dari 38% hingga 49%.
Hasil temuan lain dari studi tersebut juga menunjukkan bahwa adanya pergeseran workforce. Maksudnya adalah adanya keseimbangan kombinasi antara jumlah karyawan tetap dan freelance atau kontrak.
“Satu hal yang menjadi prediksi kami bahwa adanya pergeseran karyawan permanen, jumlahnya akan berimbang dengan karyawan freelance. Ini merupakan pergeseran. Marketing dulunya tidak mempekerjakan karyawan kontrak,” ungkapnya.
Saat ini, 42% perusahaan mempekerjakan karyawan tetap sebanyak 100%. Dalam 12 sampai 18 bulan ke depan, diperkirakan akan turun menjadi 23% dari perusahaan. Sementara itu, hanya 1% perusahaan yang sudah memiliki jumlah karyawan tetap dan freelance yang berimbang. Menurut hasil penelitian, dalam 12 hingga 18 bulan ke depan, 30% perusahaan akan menerapkan jumlah karyawan kontrak dan freelance yang berimbang.
