Karakteristik Konsumen Afrika

Group Wings yang dikelola Keluarga Katuari mempunyai pengalaman panjang bersentuhan dengan konsumen Afrika-nya. Produk-produk andalan toiletries-nya yang dipasarkan di beberapa negara Afrika menuai kesuksesan. Beberapa produk yang dipasarkan dalam bentuk lebih “ekonomis” di sana mendapat sambutan hangat. Bahkan beberapa produk yang sudah tidak begitu laku dijual di Indonesia, masih laku keras disana. Misalnya sabun cuci batangan biru masih diminati.

Patrick Mandengue, head of Central Africa for Unilever, menyarankan kepada perusahaan yang akan memperkenalkan produk baru ke pasar Afrika harus dimulai dengan ukuran paket yang lebih kecil yang dapat dijual dengan harga murah. Strategi ini banyak dilakukan oleh perusahaan FMCG untuk pasar dengan konsumen yang sensitive terhadap harga. Dengan penduduk yang kecil seperti di Kamerun, karena skala ekonomi strategi ini kurang menguntungkan.

Yang menarik, kemasan kecil atau sekali pakai tersebut juga sesuai dengan bidaya onsumen Afrika. Di kebanyak negara Afrika, sebagian besar konsumen perkotaannya memiliki sifat “on the go” konsumsi. Jika diperhatikan, sebagian besar konsumen berbelanja di pedagang kaki lima atau convenience outlet. Ini membarikan petunjuk bahwa kenyamanan dan produk tunggal bukan hanya menghasilkan keterjangkauan, tetapi sekaligus memenuhi kebutuhan konsumen untuk on-the-go konsumsi tadi.

Mandengue mencatat bahwa kemasan kecil sekali pakai bisa menjadi strategi yang sangat penting, terutama saat memperkenalkan produk baru. Strategi tersebut sangat bermanfaat karena sttrategi itu memungkinkan konsumen untuk menguji produk mereka. Ukurannya yang kecil dan harganya yang murah membuat mereka sedikit menanggung risiko. Dengan demikian, produk baru dapat bersaing dengan lebih dipercaya dan dapat memantabkan merek tersebut di pasar.

Dari perspektif kualitas, konsumen Afrika sering berani membayar lebih untuk merek atau produk yang menawarkan kualitas lebih tinggi tanpa kompromi dan dianggap sebagai merek dunia. Sering kali Anda akan mendengar konsumen mengatakan “sesuatu yang murah adalah yang mahal".

Pada dasarnya, Afrika bisa disebut sebagaipasar yang sedang tumbuh. Ini mengindikasikan dinamika yang tinggi sehingga perusahaan harus terus memonitor perkembangan yang berlangsung. Setiap perubahan harus damati dan ditangkap perusahaan sebagai peluang. Bila lolos bisa jadi peluang itu berubah menjadi ancaman. Boubakar Diarra, direktur operasi di pabrik produk kecantikan Biopharma, mengatakan penelitian dan pengembangan merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan jangka panjang. Ini karena melalui penelitian misalnya perusahaan dapat menangkap kebutuhan dan kesempatan untuk menjadi inovatif.

Penelitian juga diperlukan untuk mengidentifikasi titik harga yang tepat untuk produk konsumen. Sementara sebagian besar konsumen adalah harga-sensitif dan mendasarkan keputusan pembelian mereka pada apa yang mereka mampu, ada juga gerakan menuju kesadaran kesehatan. Diarra mencatat tren ini mungkin lebih diucapkan di Kamerun daripada di negara-negara lain, dan menyarankan perusahaan untuk menghabiskan waktu untuk meneliti titik harga yang tepat yang membahas kebutuhan konsumen untuk kualitas dan keterjangkauan.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)