Mandela, Dari Tokoh Dunia Menjadi Merek Produk

Nelson Mandela telah tiada. Namun, mantan Presiden Afrika Selatan itu kini menjadi ikon yang dicintai masyarakat di seluruh dunia. Bahkan menjadi simbol kesederhanaan, kejujuran, keberanian, kekuatan, dan harapan.

Mandela wafat dalam usia 95 tahun, setelah dirawat karena infeksi paru-paru yang telah lama dideritanya. Semua orang merasa kehilangan karena kiprahnya yang selalu menyuarakan perdamaian. Mandela yang bernama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela itu pernah mendekam selama 27 tahun dipenjara orang kulit putih. Dia pun akhirnya meraih hadiah Nobel 1995 atas perjuanganya memerangi apartheid di Afrika Selatan.

Mandela dikenal lebih dari sekadar tokoh dunia, tapi juga telah menjadi merek global. Semua orang ingin “memilikinya”. Ini terlihat dari perlakuan masyaraka dunia, terlebih masyarakat Afrika Selatan, dengan memampang foto-foto memorabilia Mandela di tempat-tempat keramaian, hingga menampilkan fotonya di stiker kendaraan, kaos t-shirt, dan benda-benda lain. Foto tersenyum Madiba, panggilan akrab Mandela, kini terpampang di jalan-jalan, tempat keramaian umum, hingga berbagai media cetak.

Mandela dikenal lebih dari sekadar tokoh dunia, tapi juga telah menjadi merek global. Belakangan, foto-foto Mandela muncul di tempat-tempat keramaian, hingga menampilkan fotonya dalam stiker kendaraan, kaos t-shirt, dan barang-barang lain.

Sosok Mandela kini menjadi eforia dunia. Semua orang membicarakan, mengenang, dan bahkan “mengekplotasi” namanya ibarat merek dari sebuah produk. “Kita lihat bagaimana sebuah produk dieksploitasi agar dikenal orang lain. Mandela bukan merek, tapi tokoh dunia yang harus kita hormati. Cara mengenang Mandela seperti iklan sebuah produk yang disebar luaskan,” ujar sejumlah kalangan yang merasa tidak senang citra Mandela diperlakukan seperti merek produk.

Kecaman juga diarahkan kepada keluarga Mandela yang dituding memanfaatkan sosok orangtua-nya untuk tujuan komersil, seperti mencantumkan nama Mandela untuk bisnis anggur bermerek House of Mandela, dan berbagai merek pakaian bermerek dengan nomor penjara Madiba,

Baru-baru ini, dua cucunya Zaziwe Dlamini Manaway dan Swati Dlamini dalam serial TV berjudul "Being Mandela", menunjukkan kepada pemirsa beberapa produk yang menggunakan merek Mandela. Tindakan ini dilakukan sebagai jawaban atas kritik yang menuduh mereka menodai nama Mandela. Cucunya bahkan mengatakan bahwa itu nama mereka juga, dan mereka memperlakukannya dengan penuh hormat dan integritas.

"Anda tidak bisa mengatakan kepada publik, bagaimana mereka tidak menghormati ayah atau kakek mereka yang menjadi tokoh dunia karena mereka menggunakan nama mereka sendiri," kata Sello Hatang, Ketua Nelson Mandela Center of Memory yang didirikan Mandela untuk melanjutkan karyanya setelah dia pensiun.

“Kami menghormati Mandela tidak seperti yang Anda duga, untuk tujuan komersil. Kami menghormati Mandela sebagaimana Anda menghormati orangtua Anda dan kami tetap berpegang teguh pada apa yang kami yakini sebagai warisan,” papar Hatang lagi.

Puteri Mandela yang bernama Maki yang berlatar belakang bisnis koleksi anggur bermerek House of Mandela, saat berbicara kepada CNN baru-baru ini, mengatakan, menggunakan nama keluarga adalah penting karena mempromosikan Afrika Selatan. Dia juga mengatakan bahwa ayahnya berpesan kepadanya. “Jika kamu menggunakan nama keluarga untuk tujuan bisnis, amal atau tujuan politik, maka gunakan dengan integritas dan tanggung jawab,” kata Maki, menyampaikan pesan ayahnya (Mandela) kepadanya.

Tapi, bagaimana bisa warisan dan nilai-nilai Mandela diimbangi dengan potensi komersial dari sosoknya? Hatang mengatakan bahwa ketika nama Mandela digunakan oleh Viagra tanpa izin muncul reaksi publik. "Mereka adalah anggota masyarakat yang keberatan. Reaksi publik berarti warisan Mandela tidak hanya dilestarikan oleh keluarga, tapi juga dipertahankan dan dilindungi oleh banyak orang lain," tukasnya.

Masih belum jelas siapa yang akan mengontrol "brand Mandela” di tahun-tahun mendatang, termasuk cara mempertahankan warisan citra baik Madiba di mata masyaraka dunia. Sejumlah kalangan menilai, hal itu tergantung pada semua orang yang memiliki kepentingan di dalamnya, yakni keluarga, partai National African Kongres peninggalannya, dan rakyat Afrika Selatan sendiri.

Saat wafat, Mandela meninggalkan warisan senilai lebih dari GBP 10 juta atau sekitar Rp 194 miliar. Mandela menikah tiga kali dan dikaruniai enam anak. Tinggal tiga di antara mereka yang masih hidup. Semua perempuan. Mereka adalah Makaziwe, Zenani alias Zeni, dan Zindziswa.

Uang warisan Mandela disimpan di sebuah rekening oleh Mandela pada 2005. Dana tersebut bisa cair untuk putri-putrinya kalau ada kebutuhan mendesak. Mandela ingin anak-anaknya lebih mengejar karir daripada menunggu warisan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)