Mengapa "Off The Record" Tidak Disarankan?

Michael membantu mencapai kesepakatan dengan American Express (AXP) untuk memberikan poin reward program tambahan bagi pemegang kartu yang menggunakan Uber. Eksekutif kelahiran Kairo itu juga menandatangani kerjasama dengan Toyota Motor (TM) dan General Motors (GM), bersama dengan beberapa bank dan pemberi pinjaman, untuk membuat program pinjaman bagi perusahaan.

Musim panas ini, Michael yang lulusan Harvard University itu membantu membujuk perusahaan, termasuk Starbucks (SBUX), TripAdvisor (TRIP), dan United Continental (UAL), untuk menambahkan tombol Uber untuk aplikasi mobile mereka.

Dalam tulisannya di huffingtonpost.com, Nicole Campbell -- Entrepreneur and former White House Fellow – menceritakan bahwa saat makan malam itu, dia duduk satu kursi lebih dengan Emil Michael. Awalnya, Emil duduk di sampingnya dan pindah untuk menyambut Ben Smith sebagai tamu.

Selama makan malam, CEO Uber memberikan ceramah singkat dan mempersilakan yang hadir untuk mengajukan pertanyaan. Percakapan berkisar mulai dari soal perluasan kesempatan kerja driver Uber, pendekatan Uber untuk memahami kota tempat Uber beroperasi, dan sebagainya.

Pertanyaan Ben datang terakhir. Ben bertanya apakah CEO Uber mendukung Obamacare. “Saat itu, Saya tidak tahu bahwa dia adalah seorang reporter. Yang dia berusaha untuk mengubah tenor pembicaraan makan malam, mungkin menurut dia tidak menyenangkan,” tulis Campbell.

Setelah CEO selesai memberikan jawabannya, Emil bertanya kepada Ben mengapa dia mengajukan pertanyaan itu. Campbell mendengar Ben mengatakan bahwa dia berharap CEO Uber itu memberikan jawaban yang libertarian. “Pada saat itu, saya ingin meraih Emil,” kata Campbell.
Namun, tulis Campbell lagi, dia mendengar percakapan lanjut mereka. Emil meminta Ben menjelaskan kenapa wartawan mempublikasikan cerita palsu atau menyerang kehidupan pribadi seorang pengusaha. Ben diam. “Itu percakapan cukup normal tentang hypotheticals,” kata Campbell.

Itu obrolan diantara mereka yang dia dengar. Komentar terakhir yang dia dengar adalah ketika Emil secara hipotesis mengatakan keinginannya menciptakan koalisi untuk jurnalisme yang bertanggung jawab. Ben mengatakan bahwa kemungkinan besar akan gagal karena perusahaan tidak memiliki keahlian dalam jurnalisme.

Celakanya, Emil secara sembrono mengatakan dia bisa menyewa wartawan profesional dengan anggaran $ 1 juta untuk mendapatkan keahlian mereka guna memastikan bahwa mereka bisa merespon ketika artikel negatif keluar. Demikian tulis Campbell.
Persoalannya, Uber sekarang tidak hanya memicu ketidakpercayaan media tapi juga di antara pelanggan dan prospek. Meski Ashton Kutcher – selebriti yang menjadi salah satu investornya – lewat tweetnya melalui @aplusk, mengatakan “What is so wrong about digging up dirt on shady journalist? @pando @TechCrunch @Uber.”

Pelajaran dari praktisi PR, seperti dikutip www.prnewsonline.com, hampir semua eksekutif perusahaan berpendapat bahwa menantang media atau mengkritik media biasanya jarang menang. Episode ini juga mengingatkan bahwa, bagi manajer PR dan direksi, bila bertemu dan bicara dengan wartawan sebaiknya tidak ada yang "off the record."

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)