Mengembangkan bisnis agensi Public Relations (PR), dengan menangkap peluang dari sejumlah klien startup yang potensial tentu sangat menjanjikan. Maklum saja, seiring dengan era digital dimana penetrasi internet dan social media menjadi sangat tinggi, para start-up pun turut menjamur. Sayangnya, satu-satunya masalah yang harus dihadapi adalah mereka (startup) memiliki banyak ide besar namun minim budget.
Lantas, apakah dengan menjadikan klien startup itu merupakan keputusan yang terbaik untuk agensi PR Anda, atau sebaliknya justru akan mereportkan? David Hamilton dan Locke Raper pada PR News, memberikan solusi bagaimana seharusnya agensi PR menjawab dilema tersebut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah Anda harus menyadari bahwa mengambil startup sebagai klien mungkin bukan langkah yang menguntungkan pada awalnya. Bahkan, jika Anda mempertimbangkan bahwa klien startup tersebut sedang didanai oleh pemodal ventura, kemungkinan besar dana tersebut untuk kepentingan penelitian dan pengembangan bisnis, bukan untuk PR.
Selanjutnya, sebelum agensi PR Anda menyetujui untuk mewakili startup, Anda harus mengetahui berapa banyak budget yang dimiliki calon klien untuk membiayai program PR, termasuk harapan yang mereka inginkan dari setiap inisiatif program PR. Jika Anda yakin harapan mereka terhitung wajar, mungkin menjadikan mereka sebagai klien sebagai taruhan yang berharga. Artinya, Anda bisa membuktikan melalui program PR yang tepat dan efektif, mereka akan menjadi klien menguntungkan dari waktu ke waktu. Singkatnya, mengambil klien startup seperti sebuah investasi dimana Anda harus menilai kemungkinan sukses dari calon klien Anda ke depannya.
Hamilton dan Raper pun memberi contoh, sekitar setengah tahun lalu agen mereka didekati oleh CEO startup yang mengembangkan sistem pengiriman daya yang akan memungkinkan modernisasi jaringan listrik. Ia mencari dukungan PR untuk mencapai tiga obyektif utama utama. Yakni, menarik investasi, mempekerjakan top-notch berbakat di industri terkait, dan meningkatkan brand awareness perusahaan serta membangun awarness di pasar.
Setelah melakukan penelitian dan bertemu dengan CEO startup tersebut beberapa kali untuk membahas tujuannya, akhirnya Hamilton dan Rape memutuskan untuk mengambilnya sebagai klien. Meskipun, biaya bulanan yang diterima akan jauh lebih rendah dari biasanya. “Itu karena kami yakin bahwa mereka adalah klien kecil yang kami bisa bantu untuk bertumbuh menjadi jauh lebih besar,” yakin Hamilton.
Program PR pun dirancang untuk klien startup tersebut. Tujuan pertama adalah membantu perusahaan startup tersebut untuk mendapatkan pengakuan nasional dalam waktu kurang dari 30 hari. Beruntung, klien tersebut baru saja dinobatkan sebagai salah satu dari 18 perusahaan yang sukses di industri teknologi semikonduktor.
Langkah yang dilakukan adalah mengirim rilis secara custom sesuai dengan kebutuhan masing-masing wartawan, yang notabene memiliki audience yang berbeda. Artinya, rilis yang dikirim tidak seragam untuk seluruh jurnalis. Hasilnya, banyak media menulis tulisan feature tentang perusahaan startup tersebut di berbagai koran daerah. Meskipun faktanya, perusahaan tersebut merupakan perusahaan terkecil dari 18 perusahaan yang terlibat dalam konsorsium.
Kurang dari sebulan kemudian, klien berencana menghadiri salah satu konferensi utama untuk industri. Itu artinya, semua pemain utama (termasuk para jurnalis penting) akan hadir di sana. Sudah tentu hal itu menjadi peluang. Oleh karena itu, mengambil kesempatan itu untuk eksposur secara maksimal dengan menggelar serangkaian one on one interview dengan wartawan pilihan. Sekali lagi, startup tersebut meraih liputan yang signifikan dari media.
Sebulan sebelumnya, tingkat keterlihatan brand startup tersebut masih sangat rendah di mesin pencari Google. Bahkan, begitu diketik di mesin pencari Google, yang muncul hanya website dari perusahaan startup tersebut. Namun, melalui pendekatan strategis PR, peringkat SEO mereka tumbuh signifikan, bahkan lebih tinggi untuk artikel ber-tone positif.
Hari ini, model bisnis klien startup tersebut telah berkembang dan tujuan PR mereka telah berubah. Dan, agensi PR harus elalu bersedia dan siap untuk menyesuaikan strategi dan taktik PR dengan cepat, seiring dengan pertumbuhan bisnis klien. Pada akhirnya, ketika Anda bekerja dengan startup, Anda harus sering kembali ke dasar-dasar PR.