Video online makin happening, termasuk di Asia Tenggara dan Indonesia yang dalam setahun terakhir masyarakatnya booming mengonsumsi media ini. Tak heran kalau belanja iklan via video online di dunia terus tumbuh dan diproyeksikan mencapai US$ 196,4 juta. Itu berarti sepertiga dari total belanja iklan untuk iklan mobile yang mencapai US$ 620,2 juta.
Pada era digital, perangkat teknologi untuk koneksi internet telah menjadi kebutuhan primer masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk di Asia Tenggara. Kebutuhan ini telah memicu tingginya angka kepemilikan jenis perangkat teknologi komunikasi ini masyarakat Asia Tenggara.
Merujuk survei Nielsen pada 2014, Managing Director Media Nielsen APMEA Paul Fisher di ajang Asia Pasifik Media Forum (APMF) 2014 mengatakan bahwa 80% masyarakat Asia Tenggara telah memiliki perangkat smartphone, 50% memiliki tablet dan 80% memiliki personal computer (PC). Fisher menambahkan bahwa penduduk Asia Tenggara bisa memiliki dua atau tiga jenis perangkat tersebut (2-3 screen) untuk mengakses internet.
Pada survei ini, Nielsen menunjukkan gambaran aktivitas online para pengguna internet berdasarkan rentang waktu di dalam satu hari—survei ini menunjukan bahwa media online diakses sepanjang hari, sementara media televisi (tradisional) akses puncaknya pada malam hari saja.
Rata-rata waktu yang dihabiskan para pengguna internet untuk online, katanya, berkisar antara 40 menit hingga 70 menit. Durasi penggunaan internet sebelum jam 9 pagi hingga jam 12 siang semakin meningkat.
Namun demikian, pukul 12 siang hingga sebelum jam 4 sore merupakan rentang waktu paling dominan dalam hal penggunaan internet. Sementara itu, pada malam hari, durasi penggunaan internet, televisi, dan membaca koran cenderung mengalami peningkatan, khususnya antara pukul 6 sore hingga sebelum pukul 10 malam.
Pada rentang waktu tersebut, terjadi lonjakan durasi yang signifikan dalam hal menggunakan televisi. Meski demikian, tetap saja rata-rata durasi penggunaan internet tertinggi di antara jenis-jenis media informasi lainnya. Bahkan, rentang waktu tersebut dianggap sebagai prime time dalam menggunakan internet atau online.
Di antara berbagai jenis informasi yang dapat diakses di internet, video online merupakan yang paling sering diakses oleh para pengguna internet di Asia Tenggara. Negara dengan rata-rata frekuensi penggunaan video online tertinggi adalah Vietnam, yakni sekitar 91 kali dalam seminggu. Indonesia berada pada urutan ke-4, setelah Filipina dan Thailand, dengan rata-rata frekuensi tertinggi sebesar 81 kali dalam seminggu. Sementara itu, negara dengan rata-rata frekuensi akses video secara online terendah adalah Singapura, yakni sekitar 56 kali dalam seminggu. Survei itu juga menunjukkan bahwa segmen usia 16-24 tahun lebih sering menonton video online ketimbang menonton tayangan di TV tradisional.
Walaupun rata-rata frekuensi mengakses video online di Asia Tenggara cukup tinggi, ternyata cukup banyak pengguna internet yang baru mulai menonton video secara online. Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia adalah negara dengan persentase pengguna video online tertinggi pada kategori di bawah satu tahun (12%). Sementara itu, persentase masyarakat pengguna internet di Thailand yang baru mulai mengakses video secara online hanya sebesar 5%, atau paling rendah di Asia Tenggara.
Pada rentang durasi penggunaan internet untuk mengakses video secara online antara satu hingga dua tahun, Indonesia menjadi negara dengan persentase tertinggi, yakni sebesar 31%. Sementara itu, negara dengan rata-rata akses video secara online antara tiga tahun atau lebih, Singapura dan Thailand menempati posisi tertinggi, masing-masing sebesar 56%. Sebaliknya, Indonesia adalah negara dengan persentase terkecil pada rentang durasi tersebut, yakni hanya sebesar 35 persen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan video online merupakan suatu hal yang baru di Indonesia.
Sementara itu, untuk mengakses video secara online, perangkat yang paling favorit digunakan oleh para pengguna internet adalah laptop atau personal computer sebesar 80%. Ditinjau dari data demografis, diketahui bahwa mayoritas pengguna video online berusia antara 16 hingga 24 tahun.
Adanya tren penggunaan video online akhirnya mendorong berbagai perusahaan untuk memanfaatkan video online sebagai sarana pemasaran. Mengingat, iklan yang ditayangkan pada video online cenderung dapat meningkatkan perilaku berbelanja para penontonnya. Sekitar 80% pengguna video online akan langsung mencari informasi lebih lanjut mengenai produk yang ia tonton. Selanjutnya, dua dari tiga orang yang mengakses informasi tersebut pada akhirnya benar-benar membeli produk tersebut.
Semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan perangkat internet portable...