Salah satu indikasi masih menggeliatnya industri perhotelan di Indonesia, di tengah kondisi ekonomi yang masih belum membaik, adalah adanya kenaikan jumlah wisatawan. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik, pada 2015 jumlah kunjungan wisatawan mancanegera tercatat mencapai 10.406.759 orang. Jumlah tersebut ternyata melebihi target yang dipatok pemerintah, yang hanya sebesar 10 juta wisatawan mancanegara. Alhasil, pasokan kamar hotel pun turut bergairah. Sampai tahun 2023, diproyeksikan Indonesia akan memiliki 256.000 unit kamar dari total 2.400 hotel.

img_0239Diyakini Henry Husada, Chairman dan CEO Kagum Group, sektor perhotelan di Indonesia masih sangat menarik dan berpeluang bagus ke depannya. Seiring dengan peluang itu, persaingan pun semakin sengit. “Lihat saja pemain internasional dan jaringan lokal yang semakin agresif menyerbu pasar perhotelan di Tanah Air. Bahkan, sejumlah pemain raksasa makin ekspansif mengembangkan hotel di sejumlah kota di Indonesia. Agresivitas pemain dunia itulah yang justru semakin membuat kami tertantang untuk menawarkan sesuatu yang baru di dunia perhotelan. Sebab, diferensiasi sangat menentukan keberhasilan dari sebuah produk di pasaran. Begitu juga dengan hotel,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Kagum Group mencoba menawarkan inovasi sekaligus diferensiasi, yakn hotel berkonsep syariah. Menyajikan hotel syariah, diakui Henry, lantaran dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada segmen wisatawan muslim. “Lewat konsep syariah, saya mau menciptakan sesuatu yang baru di pasar. Saya ini senang mencipta. Senang membuat terobosan baru. Memang, itu risiko. Antara berhasil dan tidak berhasil, fifty-fifty,” tuturnya.

Dalam kurun waktu setahun, Kagum Group menargetkan empat hotel syariah akan beroperasi. Setelah pada Mei 2016 lalu hotel syariah Grand Seriti Madani Yogyakarta resmi beroperasi, maka akan segera menyusul Grand Seriti Madani Bandung, Bandar Lampung, dan hotel syariah Golden Zamzam Bali. “Tahun depan, ketiganya ditargetkan beroperasi,” tambah Rena Husada, Business Development Kagum Group.

Diakui Rena, yang merupakan putri pertama Henry Husada, konsep hotel syariah yang dikembangkan Kagum Group memang bukan yang pertama kalinya. “Kami bukan pioneer untuk konsep hotel syariah, tapi kami yang pertama untuk hotel berbintang yang mengembangkan konsep syariah,” tandasnya.

fasecade2

Ditambahkan Rena, konsep hotel syariah Kagum Group dikembangkan untuk hotel bintang 4 dan 5. Grand Seriti Madani Jogjakarta adalah hotel bintang 4. Sementara yang akan dibuka di Bali, Golden Zamzam adalah bintang 5. “Kami ingin hotel konsep syariah yang kami bangun adalah yang terbesar,” tuturnya.

Sebagai hotel yang berkonsep syariah, lanjut Henry, selain menyuguhkan makanan dan minuman yang halal – tentu tidak menyediakan minuman beralkohol, hotel ini juga menerapkan konsep syariah di seluruh fasilitas hotel. Di setiap kamar akan disediakan alat perlengkapan sholat dan Al Quran. Musola pun ditempatkan sebagai salah satu center utama. Saat memasuki waktu sholat, adzan akan dikumandangkan melalui loud speaker, sehingga para tamu dan pengunjung bisa mendengar panggilan untuk sholat. “Termasuk mulai makanan sampai kolam renang, semuanya syariah. Selama masa persiapan dan pembangunan, saya melibatkan Dewan Pengawas Syariah,” jelasnya.

Rena optimistis, hotel syariah akan direspon positif oleh pasar. Grand Seriti Madani Jogjakarta misalnya, meski baru dibuka belum lama, animo dan respon pasar cukup bagus. Bahkan, sudah ada yang tamu yang merayakan pernikahan dengan konsep syariah di hotel tersebut. “Responnya cukup bagus. Ini membuat kami semakin percaya diri bahwa konsep hotel syariah ini bisa diterima dengan baik,” ungkap Rena, yang merupakan alumni program MBA dari University of Wales, Singapura.

Sementara itu, diprediksi Henry, pasar hotel berkonsep syariah akan makin berkembang ke depannya. Selain pasar domestik yang sangat besar dengan mayoritas penduduk muslim, potensi wisatawan Timur Tengah dan negara-negara muslim juga cukup besar. Dia mencontohkan, saat ini terdapat dua kali penerbangan per hari dari Dubai dan Qatar menuju Bali. “Penerbangan itu mengangkut 600 sampai 700 penumpang. Ini potensi besar,” tutupnya.