JAM 6 TENG - TIMES NEW ROMAN

Suatu hari di tahun 1912, ia membaca sebuah suplemen tentang percetakan di The Times. Ia tak tahu bahwa halaman itu akan menjadi awal kisah yang mengubah wajah dunia cetak.

Ketertarikannya membawanya ke dunia tipografi—ke majalah The Imprint, ke penerbit kecil, ke Monotype Corporation, hingga akhirnya menjadi penasihat tipografi bagi The Times sendiri.

Morison bukan sekadar merancang huruf. Ia merancang cara orang membaca, memahami, dan mempercayai sebuah teks. Ia percaya bahwa huruf bukan sekadar bentuk, melainkan etika visual. Saat The Times memintanya menciptakan wajah baru untuk surat kabar mereka, Morison menjawab dengan desain yang bukan hanya estetis, tetapi efisien dan jelas. Bersama Victor Lardent, ia memperkenalkan Times New Roman pada 3 Oktober 1932.

Sejak hari itu, dunia tak pernah sama

Meski ada ratusan ribu jenis huruf yang lebih mencolok atau lebih artistik, Times New Roman tetap menjadi pilihan pertama para penulis konten dalam bahasa Inggris dan berbasis Latin.

Anda akan menemukannya di mana-mana—baik kamu menyukainya atau tidak—dari buku pelajaran, jurnal ilmiah, hingga halaman depan surat kabar The Times, tempat huruf ini pertama kali digunakan.

Mengapa Times New Roman begitu dicintai?

Karena ia sederhana namun elegan. Karena ia mewakili keteraturan di tengah kekacauan informasi. Karena ia ekonomis dalam penggunaan ruang, dan yang terpenting: karena ia mudah dibaca.

Penelitian membuktikan bahwa untuk teks panjang, seperti kolom koran atau halaman buku, jenis huruf dengan serif seperti Times New Roman jauh lebih nyaman untuk mata dibanding font sans-serif.

Bahkan di era digital yang serba cepat dan visual, Times New Roman tetap relevan. Brand-brand besar mengandalkannya untuk membangun citra korporat yang profesional dan terpercaya. Microsoft pun menjadikannya font standar di banyak produk mereka—menjadikannya salah satu jenis huruf yang paling luas digunakan dalam sejarah.

Namun meski begitu ikonik, era digital mulai mengubah peta tipografi. Pada tahun 2023, Departemen Luar Negeri AS secara resmi mengganti font default mereka dari Times New Roman ke Calibri.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)