Empat puluh lima tahun memimpin pasar mie instant Indonesia, tahun ini Indomie untuk pertama kalinya masuk ke dalam daftar sepuluh besar brand global versi Kantar World Panel. Menurut riset bertajuk Brand Footprint itu, Indomie menempati peringkat kedelapan brand yang paling banyak dibeli rumah tangga urban di dunia.
Penulis: Dwi Wulandari dan Lis Hendriani
Indomie menjadi satu-satunya brand Indonesia yang masuk ke dalam top 10 Global Brand 2017 versi Brand Footprint Kantar World Panel, lembaga riset dari WPP Group, jaringan agensi komunikasi dan marketing terkemuka di dunia. Menurut riset yang dirilis Kantar Indonesia pada akhir Mei itu, Indomie menempati peringkat kedelapan merek yang paling sering dibeli oleh rumah tangga di seluruh dunia.
Survei global yang memasuki tahun kelima tersebut dilakukan dengan menggunakan metriks Consumer Reach Point (CRP) yang mengukur dua variabel, yaitu banyaknya rumah tangga yang membeli merek tersebut (penetrasi) dan seringnya merek tersebut dibeli oleh konsumen (frekuensi).
Pada survei global tersebut, Kantar menjangkau 15.300 merek, 200 kategori, dan 1 miliar rumah tangga di 43 negara di seluruh dunia—termasuk di Indonesia. Khusus di Indonesia, Kantar menjangkau 5.700 sampel rumah tangga urban yang mewakili 28 juta rumah tangga perkotaan Indonesia. Survei Brand Footprint ini meliputi industri Fast Moving Consumer Good (FMCG) di sektor makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga dan kesehatan, serta kecantikan.
Menurut hasil survei ini, brand yang berada di urutan pertama sampai ketujuh dalam Top 10 Global Brand berturut-turut adalah Coca-Cola, lalu Colgate, Lifebuoy, Maggi, Pepsi, Nescafe, dan Lays. Sedangkan di urutan kesembilan dan kesepuluh adalah Nestle dan Sunsilk.
Menanggapi keberhasilan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. membangun brand Indomie hingga masuk top 10 global brand, Stefanus Indrayana, General Manager Corporate Communication Indofood, mengaku bersyukur karena hal ini bisa mendorong Indomie menjadi lebih baik lagi. Franky Welirang, Direktur Indofood, setali tiga uang. Di sela-sela acara Buka Bersama dengan Media pada awal Juni lalu (7/6), di Jakarta, dia bersuka cita menerima kabar itu. Karena pembuktian dan pengakuan Indomie sebagai global brand ini akan meningkatkan brand equity Indomie. Dan brand equity nilainya bisa mencapai 100 kali dari ekuitas perusahaannya.
Langkah awal Indofood membangun brand Indomie di pasar global dilakukannya melalui penetrasi dan memenuhi ketersediaan produk yang cukup massif pada 1992. Tanpa gembar-gembor kampanye seperti yang dilakukan Coca-Cola dalam membangun brand di mancanegara, Indofood memenuhi pasar dengan produk-produknya, dan secara konsisten menjaga ketersediaannya.
Untuk memenuhi ketersediaan tersebut, menurut Franky Welirang dalam wawancara dengan KataData, Indofood membentuk Direktorat Ekspor dengan tugas fokus mengembangkan ekspor Indomie ke berbagai negara. Tim ini, katanya, aktif mempelajari semua izin impor di setiap negara, untuk selanjutnya menetapkan negara yang menjadi tujuan ekspor. Saat itu, sasaran utamanya, adalah negara dengan jumlah tenaga kerja Indonesia paling banyak sehingga Indomie populer di Hong Kong, Taiwan, Arab Saudi dan lainnya. Selain TKI, Indomie juga dibawa oleh para pelajar Indonesia di luar negeri, sehingga Indomie populer di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Australia, negara yang menjadi tujuan pelajar Indonesia melanjutkan pendidikannya.
Setelah menetapkan negara tujuan ekspor, Indofood membentuk regional office di masing-masing negara. “Kami melangkah lebih jauh dengan membangun pabrik di beberapa negara lain yang menjadi target pasar utama Indomie, seperti Nigeria.” Perkembangan di pasar ekspor tersebut, katanya, juga didukung oleh keberadaan toko-toko Indonesia di beberapa negara, seperti di Thailand, Hong Kong, Taiwan hingga Arab Saudi. Bahkan, di Arab Saudi ada 1.200 toko yang khusus menjual makanan Indonesia. Saat ini Indofood memiliki pabrik di Malaysia, Saudi Arabia, Suriah, Mesir, dan Nigeria. Pengembangan pasar Indomie ke mancanegara ini dilakukan melalui strategi akuisisi, lisensi, joint venture, dan investasi.
Sebagai global brand, kini Indomie berada di lebih dari 100 negara di dunia. Di sejumlah negara, terutama negara-negara Timur Tengah dan Afrika (seperti Nigeria), Indomie bahkan menjadi market leader. Dari sisi brand awareness, Indomie kini juga dikenal di banyak negara, terutama negeri jiran seperti Singapura dan Malaysia, negara-negara tujuan TKI seperti Hong Kong dan Taiwan, dan negara lainnya seperti Australia, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Amerika. Bahkan di negara tertentu seperti Nigeria, Indomie diklaim sebagai merek asli negara tersebut. Di Sudan dan Lebanon ketersediaan Indomie juga tercatat sangat tinggi. Brand ini hampir ada di setiap toko ritel dan supermarket.
Dari sisi harga, di sejumlah negara Indomie tergolong...