Lebih lanjut ia menjelaskan, tak hanya kampanye positif, TikTok juga memiliki panduan untuk komunitas atau masyarakat dalam membuat video di TikTok. "Bahkan, kami menjalankan aturan atau regulasi sekaligus edukasi dengan bekerja sama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika. TikTok memiliki mekanisme pemantauan melalui Teknologi Reviewer dan Human Reviewer yang bekerja non stop selama 24 jam penuh. Bahkan, tim ini adalah tim dari Indonesia, sehingga dapat melakukan pemantauan sesuai panduan komunitas. Dengan demikian, internet sehat dapat tercipta," paparnya.
Kerja keras TikTok pun membuahkan hasil. Diakui Donny, jumlah pengguna TikTok di Indonesia tumbuh dengan pesat. "Saat ini, rata-rata setiap pengguna TikTok di Indonesia mengkonsumsi lebih dari 100 video di TikTok per harinya. Para pengguna lebih banyak dari Gen Z dan Y. Bahkan, banyak brand yang juga sudah banyak menggunakan TikTok untuk kampanye pemasaran maupun branding. Misalnya, brand dari industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG), telekomunikasi, hingga perbankan," terang Donny, yang menyebutkan bahwa usia minimal pengguna TikTok harus 14 tahun.
Dinilai Pengamat Pemasaran, Yoris Sebastian, video pendek dan vertikal masih akan menjadi tren di Indonesia tahun ini. Dengan demikian, brand serta masyarakat harus mulai melihat bagaimana dapat menggunakan wadah video pendek dalam menyampaikan pesan-pesan mereka. TikTok sebagai wadah video pendek menjadi pilihan, karena tidak hanya menyajikan diversifikasi konten, tetapi juga memiliki fitur editing yang mumpuni bagi masyarakat yang ingin berkreativitas dalam menyebarkan pesan-pesan berdampak sosial dan positif.
"TikTok menjadi salah satu pilihan untuk platform pembuatan video-video pendek. Mengingat, anak-anak muda ingin membuat konten di berbagai plaltform yang belum pernah ada. Dengan fitur lagu, stiker, video, maka TikTok bisa memenuhi kebutuhan para content creator, tanpa mereka harus memiliki banyak platform aplikasi di gadget mereka," jelas Yoris.
Tren ke depan, menurut Yoris, pengguna cepat bosan dan selalu ingin mencari hal-hal baru. Oleh karena itu, platform yang ditawarkan harus bermanfaat, sehingga engagement dan life time menjadi lebih panjang.
"Untuk pengelola atau pemilik merek, mereka dapat menggunakan TikTok sebagai platform baru dalam mengkomunikasikan merek mereka. Namun, yang harus diperhatikan adalah brand harus mempelajari dulu mediumnya seperti apa, misalnya berapa detik orang tidak suka menyaksikan video untuk kemudian mereka akan berpindah. Selain itu, buatlah video pendek dengan mengemasnya secara alami," anjur Yoris.
Ia mencontohkan, untuk mempromosikan film misalnya, maka semua artis yang akan membuat kontennya di TikTok jangan seragam. "Mereka harus bikin konten yang custom sesuai dengan karakter dari masing-masing artis," tutup Yoris.***