MIX.co.id - Pandemi telah mempercepat adopsi digital banking di Indonesia. Catatan Bank Indonesia (BI) mengungkapkan nilai transaksi digital banking meningkat 45,64% year-on-year (yoy) atau mencapai Rp 39.841,4 triliun sepanjang 2021. Bahkan, BI memprediksi transaksi digital banking akan tumbuh 24,83% yoy, yakni mencapai Rp 49.733,8 triliun pada 2022.
Catatan positif ini diperkuat dengan studi "Adaptasi Masyarakat Digital Savvy Selama Pandemi” yang dirilis PT Bank BTPN Tbk. pada 2021. Studi tersebut mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah cara masyarakat dalam bertransaksi masyarakat.
Pada survei yang dilakukan terhadap digital savvy tersebut, terungkap fakta bahwa transaksi perbankan lewat ATM (Anjungan Tunai Mandiri) terlihat turun, sedangkan penggunaan mobile banking dan digital banking terus naik.
Sebelum pandemi, penggunaan mobile atau digital banking mencapai 71% dan ATM sebesar 45%. Sementara itu, selama pandemi, terjadi peningkatan penggunaan mobile atau digital banking, yakni mencapai 83%. Sedangkan penggunaan ATM, turun menjadi 34%.
Sejatinya, digital banking menandai makin terbatasnya fungsi kantor cabang untuk melayani nasabah. Digital banking mampu menciptakan tradisi branchless bank, di mana semua layanan perbankan tersaji di gadget. Hal ini berbeda dengan mobile banking dan internet banking yang hanya mendorong paperless bank.
Pertumbuhan mobile banking yang signifikan tersebut, tentu saja tak lepas dari upaya edukasi yang telah dilakukan oleh seluruh stakeholder, termasuk berbagai para pelaku bisnis di industri perbankan.
Jenius dari Bank BTPN merupakan pionir sekaligus brand yang secara massif melakukan edukasi market. Sejak diluncurkan pada Agustus 2016 lalu, Jenius yang menyasar segmen digital savvy, telah memperkenalkan cara baru dalam bertransaksi di sektor perbankan.
Hadir dalam platfrom aplikasi mobile banking, Jenius menawarkan pengalaman baru bagi nasabah dalam membuka rekening perbankan. Kala itu, tanpa harus ke kantor cabang, nasabah dapat membuka rekening hanya melalui gadget mereka.
Dengan demikian, nasabah tidak perlu membuang waktu mengambil antrean customer service dan mengurusi berbagai urusan administratif seperti halnya konsep perbankan konvensional. Bahkan, durasi yang dibutuhkan untuk membuat rekening baru hingga proses verifikasi hanya sepuluh menit.
Diferensiasi lain yang dihadirkan Jenius adalah fitur $Cashtag. Jika pada perbankan konvensional, nasabah harus menghafal panjangnya nomor rekening, maka dengan fitur $Cashtag, nasabah dapat menjadikan identitas namanya sebagai nomor rekening.
Istimewanya, Jenius juga menawarkan pengalaman baru berupa tiga fitur menabung yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, yakni Flexi Saver, Maxi Saver, dan Dream Saver. Di Flexi Saver, pengguna dapat membuat hingga tiga tabungan fleksibel sebagai alokasi dana dengan bunga 2,5% per tahun. Sementara itu, Dream Saver merupakan tabungan autodebit yang jumlah setoran dan periodenya bisa pengguna pilih sendiri. Pengguna juga bisa memiliki hingga lima Dream Saver yang dapat membantu mewujudkan impian mereka. Sementara itu, Maxi Saver yang merupakan deposito berjangka yang setoran, tenor, dan metode perpanjangannya bisa pengguna tentukan sendiri dengan bunga hingga 4% per tahun.
Pasar pun menyambut positifpengalaman baru yang ditawarkan Jenius....