Dalam event ini, kedua brand mensponsori member IndoRunners mendapatkan knowledge tentang teknik-teknik lari dan isu yang terkait dengan lari. “Kami ambil pelatih professional untuk memberikan training. Harapan kami, mereka bisa menjadi better runner dan memiliki pengetahuan dan skill lari yang lebih baik. Kami juga ingin menciptakan training culture,” tutur founder komunitas IndoRunners Yasha Chatab.
Pertanyaannya adalah apakah kemudian para member menjadi konsumen merek sponsor masih membutuhkan effort lain. Harus diakui bahwa komunitas merek terdiri dari sekelompok pengagum merek individu yang sangat memahami dan menghargai selera pengagum merek lain, meskipun tidak ada jaringan sosial formal yang menyertainya. Artinya, tak ada jaminan bahwa anggota komunitas mengkonsumsi merek produk yang sama.
Ini membuka peluang bagi pengelola untuk masuk dan mempengaruhi anggota komunitas itu menggunakan mereknya. Komunitas merek memang terbentuk dari individu-individu yang mengidentifikasi secara sosial dengan orang lain untuk berbagi minat mereka dalam merek tertentu.
Ini menunjukkan bahwa untuk produk utama bisa saja mereka menggunakan suatu merek tertentu. Akan tetapi ketika masuk ke roduk pendukungnya, bisa saja merek ikutannya masuk. Disinilah peluang merek produk pendukung masuk.
Komunitas merek memungkinkan link yang kuat diantara anggota dan keterlibatan mereka dalam komunitas. Dalam konteks ini didalam komunitas tersebut ada semacam jaringan sosial. Disini ikatan sosial dibangun melalui interaksi pelanggan-ke-pelanggan dan persahabatan.
Ikatan sosial ini membuat pelanggan membuka diri, mendengarkan dan peduli, serta membantu meningkatkan saling pengertian, keterbukaan antara mitra hubungan dan kedekatan. Karena itu, beberapa perusahaan meningkatkan ikatan social dengan menciptakan sebuah komunitas pengguna yang berbagi rekomendasi serta tips perusahaan melalui situs web. Dalam hal ini, ikatan social harus bisa meningkatkan keterlibatan pengguna online tersebut dengan komunitas.