Mengukur Efektivitas Instagram sebagai Social Commerce

Social commerce tengah menjadi tren di segmen UKM dan pengusaha muda di Indonesia. Mereka pun memilih Instagram sebagai salah satu platform social commerce guna mengembangkan sekaligus mensukseskan bisnis. Seberapa efektif Instagram sebagai Social Commerce?

Belakangan, Instagram tak hanya dimanfaatkan sebagai ajang narsis atau personal branding para penggunanya. Tren yang sedang tumbuh subur di platform media sosial milik Facebook ini adalah fungsi niaga. Tak sedikit pengguna Instagram yang memanfaatkan media sosial ini sebagai ajang untuk menjajakan dagangan mereka, sehingga disebut sebagai SocialCommerce.

Merujuk data Instagram, dari lebih 1 dari miliar pengguna aktif Instagram di dunia, setidaknya 25 juta memanfaatkan Instagram sebagai platform untuk mempromosikan bisnis mereka.

Dan Indonesia, menurut Sri Widowati, Country Director Facebook Indonesia, merupakan salah satu komunitas pengguna Instagram terbesar di Asia Pasifik. “Hal ini, karena pengalaman yang ditawarkan Instagram sangat visual, yang notabene sangat digemari oleh masyarakat Indonesia,” ucapnya.

Yang menarik, penggunaan Instagram tidak hanya memakai media sosial itu untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan hal-hal sesuai dengan minat mereka—dalam hiburan, musik, fesyen, seni, maupun olahraga. Namun, mereka juga menggunakannya untuk mengembangkan bisnis. Hal ini dibuktikan oleh trending-nya tagar #bisnisanakmuda sepanjang 2018 di Indonesia (mention tertinggi).

Studi Instagram bersama Ipsos tentang “Dampak Instagram bagi Bisnis di Indonesia” yang dirilis pada November 2018 menjumpai fakta bahwa 90% pengguna Instagram yang disurvei menggunakan Instagram untuk berkomunikasi tentang bisnis. Sementara itu, 76% pengguna Instagram yang disurvei pernah membeli dari sebuah brand setelah menemukannya di Instagram. Dan, 81% pengguna Instagram yang disurvei saat tertarik dengan sebuah bisnis akan mempelajari bisnis tersebut lebih lanjut melalui Instagram.

Fakta lainnya, 49% yang disurvei mengaku sangat setuju bahwa Instagram lebih penting dibandingkan situs web. “Hal ini menunjukkan bahwa profil bisnis Instagram merupakan medium utama untuk menunjukkan kehadiran mereka secara online,” Widowati menjelaskan.

Sementara itu, 43% responden mengaku menempatkan Instagram sebagai platform paling penting dalam kelanjutan sukses bisnis mereka, 66% sangat setuju bahwa Instagram membantu mereka dalam mencari pelanggan di kota dan negara lain, 60% pemilik atau pendiri bisnis menemukan inspirasi dari usaha lain melalui Instagram.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa konsep Social Commerce sudah menjadi kebutuhan para pelaku bisnis di Indonesia. Hal ini dibuktikan oleh data bahwa 87% UKM (Usaha Kecil Menengah) Indonesia yang disurvei oleh Instagram dan Ipsos mengatakan setuju bahwa penjualan mereka meningkat berkat Instagram. Bahkan, 82% pengusaha muda mengaku sangat setuju bahwa Instagram telah membantu mereka mencapai target usaha. Adapun 63% pengusaha muda setuju bahwa Instagram telah membantu peluncuran dan kesuksesan usaha baru, 74% sangat setuju bahwa usaha mereka berkembang pesat karena akun Instagram mereka, dan 71% setuju bahwa Instagram memberi mereka kekuatan untuk membangun bisnis sesuai keinginan mereka.

Menjawab tren Social Commerce, Instagram menawarkan sejumlah fitur unggulan yang dapat dimanfaatkan oleh pebisnis. Keempat fitur tersebut adalah Explore, Feed, Stories, dan Profile. Menurut Widowati, saat ini, ada lebih dari 7 juta pengiklan di seluruh aplikasi keluarga besar Facebook Inc., di mana 2 juta di antara total pengiklan tersebut telah aktif menggunakan Stories. “Sementara itu, untuk fitur Profile, banyak dari pengguna menggunakannya sebagai pengganti Website, di mana mereka belum memilikinya,” tandasnya.

Belum cukup dengan keempat fitur tersebut, Instagram kembali merilis inovasi barunya berupa layanan Shopping di dalam Stories dan Explore pada September 2018 lalu. Layanan baru tersebut membuktikan bahwa Facebook serius menjadikan Instagram sebagai Social Commerce bagi para pelaku bisnis. “Sampai saat ini, layanan Shopping sudah digunakan oleh brand-brand tertentu. Dalam waktu dekat, kami akan segera merilis secara resmi layanan ini, untuk dapat digunakan oleh para pelaku bisnis maupun pemilik merek,” tandas Widowati.

Inovasi lainnya yang juga diluncurkan Instagram guna menjawab konsep Social Commerce yang kini tengah tumbuh subur adalah Instagram Direct, dimana di dalamnya dihadirkan tombol integrasi kotak masuk, sehingga memperkecil kemungkinan pesan tidak terbaca, serta tombol Quick Replies. “Inovasi ini kami hadirkan karena lebih dari 150 juta pengguna Instagram melakukan percakapan dengan setidaknya satu profil bisnis di Instagram setiap bulannya.Dan, 1/3 pesan untuk profil bisnis berawal dari Stories,” katanya beralasan.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)