Edukasi Bisnis ala CEO Ternak Uang

Mengawali karir sebagai freelance programmer, Raymond Chin akhirnya memutuskan untuk menjadi entrepreneur. Selepas lulus dan mendapatkan magna cum laude dari jurusan Computer Science Binus University, Raymond membangun bisnisnya sendiri. Mulai dari digital agency, wellness startup, hingga kini mendirikan sebuah edutech startup bersama kedua rekannya, Ternak Uang.

Dikatakan Raymond Chin, CEO sekaligus Co-Founder Ternak Uang, “Membangun sebuah bisnis memang tidaklah mudah. Namun, setiap wirausahawan tentu memiliki bekal tersendiri untuk dapat menjawab setiap tantangan tersebut dalam menjalankan roda bisnisnya. Banyak hal yang dapat dijadikan solusi, termasuk memanfaatkan teknologi untuk membantu pertumbuhan bisnis.”

Melalui akun youtube pribadinya, dia melakukan edukasi bisnis sekaligus berbagi tips tentang bagaimana memanfaatkan teknologi untuk dapat mengakselerasi sebuah bisnis.

Pertama, pentingnya memanfaatkan teknologi untuk operasional bisnis. Menurutnya, salah satu kesalahan umum entrepreneur pemula, banyak yang terlalu terfokus untuk melahirkan inovasi teknologi yang kompleks dan canggih tanpa menyadari ada atau tidaknya kebutuhan ini dalam bisnis yang dijalankan.

Oleh karena itu, Raymond menyarankan untuk memanfaatkan teknologi yang sudah ada dan diciptakan sebelumnya. Khususnya bagi para pengusaha pemula yang masih menghemat dana operasional, gunakan fitur-fitur teknologi dalam kegiatan operasional bisnis. "Media sosial dan marketplace menjadi aspek teknologi yang sudah lazim digunakan untuk kegiatan marketing," katanya.

Kedua, pentingnya integrasi teknologi dalam kualitas pelayanan dan produk kepada pengguna. Sejatinya, kecanggihan teknologi juga dapat digunakan untuk memajukan bisnis dibanding para pemain lain. "Tapi tentu saja, kita sudah harus paham dengan perkembangan yang terjadi di pasar sekarang, termasuk kesiapan pasar (market maturity) dan kemajuan kompetitor," ia mengingatkan.

Raymond mencontohkan, jika bisnis yang dipilih adalah bisnis kelas online, maka bisa melakukan diferensiasi dengan mengintegrasikannya dengan berbagai teknologi lain. Misalnya, bisa menggunakan aplikasi chat for business untuk akuisisi dan layanan pelanggan, mengalihkannya ke sistem online ticketing untuk melakukan pembelian tiket kelas, dan mengadakan kelas dalam format terbatas di sebuah aplikasi video conference.

Integrasi seperti ini tidak hanya akan memudahkan dari segi biaya, operasional, dan tenaga kerja, namun juga membangun sebuah user experience yang nyaman bagi pengguna. Dengan teknologi, para pengguna juga dimudahkan karena tidak harus mempelajari ulang teknologi/produk baru yang belum tentu familiar bagi mereka.

Ketiga, menciptakan teknologi baru sebagai inovasi layanan. Dalam tahap ini, menurutnya, teknologi tidak lagi digunakan sebagai elemen pelengkap dalam operasional maupun layanan bisnis. Namun, teknologi sudah menjadi bagian fundamental dari bisnis tersebut. Contohnya, seperti jenis bisnis yang tidak bisa jalan tanpa adanya aplikasi sendiri, tanpa website, ataupun tanpa marketplace milik sendiri.

"Jenis bisnis ini membutuhkan biaya dan waktu pengerjaan yang tentunya diperhitungkan besar. Bisnis seperti ini juga membutuhkan tenaga pengembang yang dijadikan sebagai tumpuan untuk inovasi teknologi yang dihadirkan tersebut. Tentu saja tidak semua wirausahawan bisa sampai di tahap ini. Hal ini juga bukanlah sebuah keharusan yang perlu dilakukan oleh setiap pemilik usaha," pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)