Incar Wisatawan Pelajar dan Ilmuwan, Singapura Hadirkan Wildlife Tourism

Setelah dikenal dengan destinasi kuliner dan belanja, Singapura mulai memperkenalkan destinasi lainnya, wisata alam liar (wildlife toursim). Hal itu ditandai dengan upaya pemerintah Singapura dalam mengajak masyarakat pecinta flora dan fauna untuk membangun dan memfasilitasi taman-taman margasatwa yang menghadirkan kehidupan satwa dan ekosistemnya.

Diungkapkan Pendiri SGB (Singapore Guidebook) Tatiana Gromenko, sudah sejak lama pemerintah Singapura membangun pusat-pusat wisata alam liar ini di berbagai titik. Sayangnya, wisata alam liar masih kurang dikenal oleh wisatawan jika dibandingkan dengan pusat belanja dan kuliner.

“Singapura banyak sekali tempat wisata untuk faunanya. Sebut saja seperti taman burung, taman safari, kebun binatang, dan sebagainya. Tiap hari pusat-pusat wisata ini dipadati oleh turis, baik keluarga, pelajar, atau perusahaan. Saya pikir ini sangat positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan flora dan fauna itu sendiri,” tuturnya beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurut wanita Rusia yang akrab dipanggil Tania ini, taman margasatwa di Singapura dapat dijadikan semacam laboratorium etologi bagi pelajar maupun ilmuwan yang ingin mempelajari lebih dalam lagi tentang perilaku hewan.

“Singapura memiliki biodome seluas 20 ribu meter persegi, mirip dengan habitat hutan hujan tropis. Kita tidak saja bisa mempelajari perilakunya, tapi juga dapat mempelajari biogeografi atau persebaran faunanya. Jadi, pelajar bisa berlaku seperti ilmuwan dengan melakukan observasi lapangan, dan ilmuwan bisa melakukan riset dan eksperimen di sini.”

Indonesia, dinilai Tania, negara yang juga sangat kaya dengan flora dan faunanya. Dengan jarak yang cukup dekat, Singapura bisa dijadikan semacam one stop research bagi yang ingin mempelajari aneka ragam hayati dalam satu tempat.

"Pelajar di Indonesia sangat sering berwisata ke alam liar, sementara ilmuwannya pun juga banyak yang terjun langsung ke hutan-hutan tropis untuk melakukan pengamatan dan percobaan. Mengapa tidak memanfaatkan Singapura yang sudah memiliki berbagai fasilitas tersebut? Selain efisien dari sisi biaya, juga efektif dari sisi waktu,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)