Mengapa Unilever Perlu Mempertahankan “ Festival Jajanan Bango ”?

“Untuk itu, Unilever menjaga kecap Bango supaya menjadi merek yang tetap “hidup” (live) di tengah masyarakat. Bandingkan merek lain yang tampak “mati” karena tidak adanya aktivitas semacam ini. Adanya festival jajanan Bango juga mampu merangkul para pemain kuliner agar menggunakan kecap Bango. Nah, program-program insentif yang ditujukkan para pemain kuliner (warung, rumah makan, pedagang) ini perlu juga digalakkan untuk meredam gerakan kecap lokal yang biasanya mengarah ke para warung atau rumah makan,” terang Istijanto.

Lantas, apa yang dilakukan Unilever untuk menyegarkan program tahunan “Festival Jajanan Bango”? Dijawab Nuning, pada penyelenggaraan FJB tahun 2015 ini, selain menonjolkan kuliner daerah Yogyakarta plus tiga legenda kuliner yang menyabet penghargaan World Street Food Congress 2015, Bango juga menobatkan 10 Jagoan Kuliner Nusantara yang merupakan penjaja kuliner favorit pilihan masyarakat Indonesia.

“Selama beberapa bulan menjelang pelaksanaan FJB, Bango mengajak masyarakat melakukan voting untuk legenda kuliner Nusantara favorit mereka melalui tiga saluran digital, yaitu Facebook fanpage Bango Warisan Kuliner, Mobile Application Warisan Kuliner dan website www.bango.co.id. Dari pilihan 50 legenda kuliner asal Barat, Tengah, hingga Timur Nusantara yang dikurasi oleh Bango, 10 legenda kuliner dengan pemilih terbanyak telah dinobatkan sebagai 10 Jagoan Kuliner Nusantara, dan 5 di antaranya dihadirkan di FJB Yogyakarta,” papar Nuning.

Selain kelezatan ragam kuliner, Bango juga menghadirkan beberapa area yang tak kalah istimewa, seperti “Kampung Bango” yang memperlihatkan komitmen Bango dalam menjaga kualitas sepenuh hati serta “Galeri Festival Jajanan Bango” yang menampilkan sejarah keberagaman kuliner Nusantara dan kisah sukses Bango dalam menyelenggarakan FJB selama 10 tahun terakhir. Kemeriahan acara ditutup dengan megah melalui penampilan Jogja Hiphop Foundation yang dilanjutkan dengan pesta kembang api.

FJB 2015 kali ini, dituturkan Nunung, diselenggarakan di tiga kota, yaitu Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta. “Untuk pertama kalinya, Yogyakarta menjadi salah satu kota terpilih yang disinggahi FJB karena selain untuk wisata seni dan sejarah, Yogyakarta juga sangat terkenal sebagai salah satu destinasi wisata kuliner yang memiliki ciri khas tersendiri,” lanjutnya beralasan.

Dinilai Istijanto, apa yang sudah dilakukan Unilever dengan FJB merupakan langkah yang tepat. “Festival Jajanan Bango memang perlu menghadirkan atau membangkitkan kembali menu-menu makanan nusantara atau tradisional yang sudah dilupakan masyarakat. Globalisasi yang terjadi di makanan, juga membuat makanan tradisional kita tercampakkan dari nusantara sendiri. Banyak generasi baru yang tidak mengenal makanan kuliner tradisional karena digantikan udon, ramen, dan sejenisnya. Festival Jajanan Bango harus mampu membangkitkan kecintaan terhadap masakan tradisional,” saran Istijanto.

Untuk itu, dianjurkan Istijanto, program seperti FJB juga perlu dibuat dalam skala mikro dan makro. Kalau saat ini, cenderung makro (nasional), maka perlu dilakukan program yang sifatnya mikro dengan mengambil di tempat keramaian yang sifatnya lebih lokal, seperti pusat pembelanjaan, kompleks perumahan, atau bahkan sekolah.
Diprediksi Istijanto, kesuksesan FJB akan lebih besar, jika Bango mampu melibatkan konsumen, alias tidak sekadar sebagai konsumsi, tetapi juga sebagai produksi. Artinya, program-program co-creation (yang mengajak konsumen ikut terlibat) harus lebih banyak lagi. Ia mencontohkan, program memasak bersama dengan konsumen, hingga mengajari ibu-ibu memasak menu-menu nusantara dengan menghadirkan juru masak dari asalnya.

“Bahkan kaum muda juga bisa diajak berkreasi bersama membuat makanan tradisional, sehingga nantinya mereka bangga menjadi chef sehari ala Bango, dengan kostum tradisonal, menikmati masakannya sendiri, dan otomatis melakukan selfie. Kanal komunikasi dengan selfie inilah (seperti instagram) yang efektif untuk mengomunikasikan Festival Jajanan Bango,” tutup Istijanto.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)