KOL Versus Jurnalis di Mata Dewinta

Media sosial sebagai kanal komunikasi perusahaan masih menjadi paradoks bagi kalangan praktisi. Di satu sisi, media sosial bisa dipakai untuk menyebarkan konten positif tentang perusahaan. Namun di sisi lain, sebagai media yang bisa dimiliki oleh siapa saja, tidak terikat oleh etika dan tata laksana jurnalistik, praktisi komunikasi tidak bisa menjamin isu atau berita yang diviralkan di media sosial adalah sahih. Sangat mudah bagi seseorang membuat berita hoax di media sosial.

Inilah yang dihadapi oleh praktisi Corporate Communication (Corcomm) di era digital, kata Bandaranaike Dewinta Hutagaol, Division Head of Corporate Communications and Community Development Combiphar, tentang tantangan komunikasi perusahaan di era disrupsi.

"Kondisi seperti itu, bagi praktisi Corcomm, memang ada plus-minusnya. Minusnya, kita harus bersiap menghadapi isu yang tidak akurat menyebar di media sosial dengan mudah. Plusnya, media ini bisa kita manfaatkan untuk membangun reputasi korporat maupun brand awareness," papar praktisi komunikasi yang sebagian besar karir profesionalnya dihabiskan di industri jasa keuangan Indonesia ini.

Pada satu pagi di kantornya Dewinta kepada MIX lalu menceritakan kiatnya memanfaatkan media sosial untuk kepentingan komunikasi perusahaan. Menggunakan KOL atau influencer, kata perempuan yang pernah berkarir di Bosch, Sinarmas MSIG Life, Cigna dan ABN Amro ini.

Menurut profesional komunikasi yang baru setahun menangani komunikasi perusahaan farmasi Combiphar ini, KOL menjadi penting karena saat ini orang lebih sering melihat media sosial dibandingkan kanal lainnya. "Akan tetapi, ketika kita ingin memilih KOL atau brand ambassador, kita harus memilih sesuai kebutuhan perusahaan. Kita juga harus memilih KOL yang tepat yang sesuai karakterisik brand atau corporate agar sejalan dengan visi misi perusahaan," katanya memberikan tips.

Kendati KOL tengah menjadi tren, Dewinta tetap memandang penting jurnalis sebagai pelaku earn media. "Selama saya berkarir, media selalu menjadi partner yang lebih dipercaya oleh publik. Oleh karena itu, bagi saya, dari dulu hingga sekarang, menjaga hubungan baik dengan teman-teman media sangatlah penting, baik formal ataupun non formal," paparnya. (Verdiansyah Hermanto/Dwi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)