People Of The Week

Tiga bulan menjadi auditor di Price Waterhouse Cooper (PwC) ternyata telah menyadarkan Melinda Savitri bahwa minatnya bukanlah di dunia akuntansi. Meskipun gelar kesarjanaaan telah ia peroleh dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jurusan Akutansi, tak mengendurkan niat Melinda untuk menjajaki dunia marketing.

"Filosofi saya adalah saya melakukan apa yang saya suka dan percaya," yakin Melinda, yang kini menjabat sebagai Brand Manager Sariwangi.

Melinda Savitri, Brand Manager Sariwangi

Untuk itu, di tahun 2006--tiga bulan paska kelulusan dari Universitas Indonesia sekaligus menjadi auditor di PwC--kelahiran Jakarta 10 Maret 1984 itu memutuskan untuk melamar ke Unilever. Memulai karir sebagai Management Trainee, Melinda belajar banyak tentang dunia marketing dan selling di area Jakarta dan Medan.

Namun, karirnya di Unilever sempat terhenti karena di 2008, Melinda harus terbang ke Kota Grenoble, Prancis, untuk mengambil gelar Master of International Business di Grenoble Graduate School--salah satu sekolah terbaik yang ada di Prancis.

Lalu, Maret 2010, Unilever meminta Melinda untuk bergabung kembali. Posisi Assistant Brand Manager Sariwangi pun ia emban. Juni 2010, ia pun dipercaya menjadi Assistant Brand Manager Buavita. "Pada kesempatan itu, saya mendapat kepercayaan menjadi leader project 'Buavita to Go', proyek peluncuran Buavita dalam kemasan botol," ia melanjutkan.

Sukses proyek tersebut, membuat Melinda mendapat promosi sebagai brand manager untuk seluruh teh milik Unilever--Sariwangi, Sari Murni, Sari Melati, dan Lipton. Di posisi itulah, Melinda mengaku memperoleh golden moment, tepatnya di saat peluncuran Sari Melati.

"Waktu itu, saya tertantang untuk meluncurkan produk teh yang fokus di area Jawa Tengah. Ini bukan pekerjaan mudah, karena Jawa Tengah merupakan basis teh melati, pemain lokalnya sangat banyak, serta konsumennya terhitung loyal," jelas pehobi traveling dan diving ini.

Meski kesibukan selalu menemani kesehariannya, Melinda percaya bahwa ia harus bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan hobi. Oleh karena itu, setiap tahunnya ia selalu menyempatkan diri traveling ke tempat-tempat bersejarah maupun diving ke daerah Bunaken, Belitong, hingga Bali.

"Mimpi saya ke depan adalah saya bisa mendapatkan pekerjaan yang sekaligus bisa menjalani hobi saya. Saya juga punya mimpi untuk bisa berkarir di luar negeri. Karena, waktu di Prancis, saya kan hanya magang kerja," tutup anak sulung dari dua bersaudara ini.