Kewirausahaan Serba Pas-pasan

Konsumen subsisten berbeda dengan konsumen jenis lain karena mereka menghadapi ketidakpastian dalam kegiatan sehari-hari mereka. Hal ini menyebabkan kurangnya kontrol atas apakah mereka dapat membeli dan mengkonsumsi produk tertentu.

Weidner et al. (2010: 559) menyatakan bahwa consumers konsumen subsisten, baik individu maupun keluarga, tinggal di perumahan di bawah standar dan memiliki pendidikan terbatas atau tidak sama sekali; mereka juga memiliki akses terbatas atau tidak ada ke sanitasi, air portabel, dan perawatan kesehatan, dan mendapatkan penghasilan minimal '.

Ini membuatnya menjadi tantangan bagi bisnis yang berfokus pada konsumen ini karena mereka berjuang untuk memahami pola pembelian mereka (Ratten dan Ferreira 2017).

Selain itu, banyak konsumen subsisten memiliki transportasi yang terbatas, yang membuat mereka bergantung pada wilayah geografis tertentu untuk kebutuhan produk mereka.

Ini mencerminkan rendahnya tingkat pendidikan di antara konsumen subsisten dan kurangnya infrastruktur di lokasi geografis ini (Ratten dan Welpe 2011).

Ini memunculkan keyakinan bahwa sebenarnya kewirausahaan subsisten dapat digunakan sebagai alat aksi sosial dalam memperluas keterlibatan konsumen dan mencapai interaksi sosial yang lebih baik dengan konsumen berpenghasilan rendah.

Ketersediaan barang dan jasa murah dibutuhkan oleh masyarakat miskin dan terpinggirkan ini. Fenomena ini dilihat perusahaan multinasional sebagai potensi pasar sehingga mereka merancang produk yang sesuai dengan konsumen ini.

Di sisi lain, untuk meningkatkan tingkat kewirausahaan
subsisten, pengusaha perlu membuat produk mereka dengan cara yang menarik bagi
konsumen. Ini termasuk merancang produk yang sesuai dengan gaya hidup konsumen
subsisten.

Praktek kewirausahaan subsisten yang rumit membutuhkan
dedikasi. Sebagaimana ditunjukkan oleh bab-bab dalam buku ini, ada beberapa
halangan terhadap kewirausahaan subsisten yang berhasil yang dapat dikurangi
dengan perencanaan yang tepat.

Implikasinya adalah perlunya pengusaha memikirkan kembali proses pengembangan. Secara tradisional, produk subsisten telah menjadi bentuk yang lebih murah dari produk yang ada di pasar. Tetapi pendekatan ini harus berubah dengan kesadaran bahwa beberapa produk secara alami untuk konsumen subsisten.

Karena peristiwa dan kejadian yang tidak terduga di pasar internasional, pendekatan yang berbeda untuk proses inovasi untuk pengusaha subsisten perlu dipertimbangkan.

Pages: 1 2 3
Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)