PLN Brand Story, Simpati, dan Teman

Plot ceritanya adalah tentang filosofi, siapa
Anda, apa yang Anda perjuangkan, dan visi Anda untuk masa depan. Seperti halnya
Facebook yang diluncurkan dari sebuah 
kamar asrama di Universitas Harvard pada tahun 2004. Awalnya diciptakan
sebagai jejaring sosial untuk menghubungkan para mahasiswa, raksasa media
sosial ini sekarang memiliki lebih dari 936 juta pengguna setiap hari. Itu
adalah kisah merek yang luar biasa.

Dalam setiap cerita, apapun, selalu ada jagoan (pahlawan
yang biasanya kalah di awal tapi menang di akhir), pecundang (penjahat yang
biasanya kalah atau menang di awal tapi kalah di akhir) dan korban. Dalam
konteks gangguan yang dialami oleh PLN, yang diset sebagai pahlawan tentunya
karyawan, staf atau pekerja lapangan PLN yang tengah berjuang memperbaiki
kerusakan atau mengatasi masalah. Sementara yang di pusat melengkapinya dengan apa
saja yang akan dan sedang dikerjakan agar peristiwa itu tidak terulang.

Siapa pecundangnya, tentunya masalah tersebut atau sesuatu
menimbulkan masalah. Siapa korbannya, mereka adalah masyarakat yang mengalami
penderitaan akibat listrik mati. Biasanya, seorang pahlawan tidak berjuang
sendiri, mereka selalu berusaha membangun aliansi atau persekutuan. Sulit
rasanya berjuang sendirian,. Itu sebabnya mereka biasanya meminta bantuan
masyarakat atau korban.

Pecundang juga melakukan hal yang sama. Mereka butuh dukungan untuk mengukuhkan kekuasaannya. Ini berarti ada persaingan antara pahlawan dan pecundang dalam merebut simpati dan dukungan atau bantuan masyarakat. 

Lalu bedanya apa? Dalam konteks PLN, posisi PLN unggul karena mereka juga sama-sama dirugikan. Selain itu, sebetulnya aset perjuangan yang diperjuangkan adalah milik PLN. Hanya saja saat itu aset itu mengalami gangguan.  

Lalu bagaimana menarik simpati masyarakat? Pilihlah beberapa
karyawan, staf, atau pekerja lapangan Anda yang tengah berjuang memperbaiki
atau mengatasi gangguan yang Anda hadapi. Gambarkan lokasi tempat mereka
bekerja, tantangan dan perjuangannya untuk sampai ke lokasi dan sebagainya.
Gambarkan pula bagaimana masyarakat sekitar membantu pekerjaan mereka.

Sebagian orang PLN menanamkan empati ke kepada para korban.
Dalam konteks PLN, orang-orang yang berada di kantor pusat yang melakukan.
Misalnya, seperti yang dilakukan oleh Ibu Dirut PLN dengan menyatakan
permintaan maafnya. Pertanyaannya adalah maaf untuk apa?

Dalam konteks ini permintaan maaf adalah karena PLN telah
membuat masayarakat menjadi tidak nyaman. Soal gangguan, itu adalah musibah.
Apakah itu karena keteledoran? Disini PLN harus menegaskan bahwa pihaknya
tengah menyelidiki dan juga memperbaikinya serta menyatakan langkah-langkah
yang diambil suaya tidak terulang.

Namun masyarakat tentu memerlukan bukti. Untuk itulah PLN mempertontonkan
karyawannya yang sudah dan sedang bekerja keras mengatasi masalah itu, apakah
dalam bentuk video, foto, dan narasi tulis. Intinya semua moda komunikasi harus
dilakukan untuk menunjukkan bahwa mereka bekerja, termasuk juga saluran
komunikasi dengan menjadikan karyawan sebagai orang yang bersuara.  

Mempertontonkan apa problem dan yang dikerjakan, bisa
membantu masyarakat memahami persoalan yang dihadapi PLN. Ini sekaligus bisa
mendorong mereka berpartisipasi. Bayangan saya, dengan semakin canggihnya
teknologi aplikasi, kalau semua itu dipertotonkan -- apalagi secara real time -
bisa pakai model crowd-sourcing
seperti yang difilm wisdom of the crowd.

Sebab, bisa saja orang di luar PLN ada yang lebih mengetahui
persoalan dan solusi sehingga bisa berkontribusi dalam mengatasi persoalan PLN.
Disini pentingnya kolaborasi stakeholder. Bagaimana stakeholder tahu..ya
dikomunikasikan..anggap ini masalah bersama, terlepas yang sudah menikmati
merasa nyaman atau tidak. Disinilah kita semua butuh teman.

Pages: 1 2
Tags:
brandstory pln

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)