Secara tradisional, pelajaran yang paling penting selama
masa krisis adalah memahami kebutuhan media. Para jurnalis memiliki pekerjaan
yang harus dilakukan dalam memenuhi tenggat waktu dan mengisi kolom inci atau
airtime di media mereka. Ini merupakan tantangan bagi proaktisi komunikasi
perusahaan untuk beradptasi dengan kebutuhan stakeholdernya.
Profesional komunikasi korporat harus mampu berurusan dengan
hubungan masyarakat eksternal di tingkat perusahaan dengan meningkatkan paparan
merek melalui editor industri, personel media, dan jurnalis. Para profesional
ini mengembangkan hubungan yang mendalam dengan pemain kunci untuk
memaksimalkan kualitas dan frekuensi paparan.
Eksekutif komunikasi perusahaan juga menangani hubungan masyarakat internal untuk meningkatkan kesadaran merek, membantu menciptakan merek yang terintegrasi dan menghasilkan anggaran. Mereka menciptakan, menemukan, dan mengembangkan program inovatif untuk memaksimalkan laba perusahaan dan mengembangkan konsep nilai tambah untuk merek.
Baca Juga :
https://www.edhyaruman.com/2011/11/indonesia-case-social-media-in-crisis.html
Profesional komunikasi perusahaan ikut serta dalam
proyek-proyek khusus dan berpartisipasi dalam kegiatan lintas fungsional.
Karenanya, mereka harus memiliki kemampuan untuk membujuk dan mempengaruhi.
Mereka juga memiliki keterampilan yang kuat dalam perencanaan dan orientasi
proses.
Beberapa waktu lalu, sebuah studi oleh Arthur Page Society 2016 lalu menemukan bahwa CCO (Corporate Communication Officer) lebih banyak terlibat dalam aktivitas berbasis konten. Keterlibatan dengan rekan-rekan C-suite naik 37% dan sebagian besar dengan Corporate Information Officer (CIO).
Penekanan pada keterlibatan ini telah mengarah pada peran
pekerjaan baru untuk CCO dan timnya, yakni keterlibatan dalam konten dan
desainer, keterlibatan dengan influencer, ahli strategi digital, ilmuwan
perilaku dan budaya. Studi ini menyimpulkan dengan menguraikan tiga peran
over-arching untuk CCO: fondasional, integrator, dan pembangun sistem
keterlibatan digital. Survei CCO lainnya telah mempertimbangkan secara lebih
khusus tugas-tugas CCO.
Sebuah survei tahun 2016 oleh perusahaan PR Weber Shandwick
dari 153 CCO di seluruh dunia menemukan bahwa tanggung jawab mereka yang paling
umum adalah hubungan media, komunikasi krisis, manajemen reputasi, komunikasi
karyawan, dan komunikasi media sosial -digital. Studi yang sama mengungkapkan
bahwa CCO berkolaborasi secara teratur dengan departemen perusahaan lainnya,
termasuk pemasaran, hukum, sumber daya manusia, hubungan pemerintah, dan urusan
publik.
Dalam konteks ini, CCO diharapkan dapat meningkatkan fokus
pada komunikasi digital dan manajemen reputasi. University of Southern
California juga memberikan catatan bahwa hubungan masyarakat dan komunikasi
sebagai fungsi semakin dipandang sebagai kontributor untuk keberhasilan
organisasi.
Ada juga beberapa studi yang melihat secara spesifik peran
manajer komunikasi terkemuka dan bagaimana peran spesifik ini berhubungan
dengan kinerja tim dan organisasi. Survei profesional komunikasi senior di
Inggris (Moss, 2005) menentukan lima kategori peran: memantau dan mengevaluasi;
manajemen masalah; penasihat kebijakan dan strategi; pemecah masalah; teknis
komunikasi (produksi taktis).
Dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran dalam
konteks komunikasi perusahaan.
Perusahaan kini makin serius dalam usahanya untuk meingkatkan peran komunikasi
karyawan. Beberapa diantaranya memiliki departemen sendiri yang berfokus pada
menghasilkan dan menerbitkan konten yang ditargetkan untuk melibatkan tenaga
kerja mereka.
Apa yang membuat perusahaan fokus komunikasi karyawan didasari pada realitas bahwa, pertama, mayoritas pemasar percaya bahwa mereka bersaing dalam pengalaman pelanggan. Asumsi kedua, pengalaman pelanggan yang lebih baik menghasilkan peningkatan penjualan.
Ketiga, karyawan yang paling terlibat dalam memberikan pengalaman...