Selain mambangun reputasi, komunikasi yang efektif memungkinkan organisasi untuk mempertahankan reputasi yang baik melalui hubungan yang baik dengan pemangku kepentingan dan memenuhi harapan mereka. Komunikasi yang terbuka dan jujur memungkinkan organisasi untuk mengatasi masalah atau kesalahpahaman yang mungkin timbul dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan.
Menurut Coombs (2019), komunikasi yang terbuka dan jujur memungkinkan organisasi untuk mengatasi masalah atau kesalahpahaman yang mungkin timbul dan menjaga kepercayaan pemangku kepentingan. Selain itu, Coombs menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam mengelola krisis dan membangun kembali kepercayaan setelah krisis.
Komunikasi yang baik menjadi semakin penting organisasi menghadapi krisis atau skandal yang dapat merusak reputasi. Dalam kaitan dengan krisis, Coombs (2019) menekankan pentingnya komunikasi krisis dan strategi komunikasi.
Dalam konteks ini organisasi atau perusahaan harus meresapi kepercayaan pemangku kepentingan dan menunjukkan tanggung jawab dan transparansi dalam menghadapi situasi tersebut. Komunikasi yang cepat, akurat, dan empatik dapat membantu meminimalkan kerugian reputasi dan memulihkan kepercayaan pemangku kepentingan.
Untuk mengoptimalkan kaitan antara reputasi dan komunikasi, organisasi atau perusahaan harus mengembangkan strategi komunikasi yang mencakup beberapa elemen berikut:
Yang pertama adalah, perusahaan harus menyampaikan pesan yang konsisten. Organisasi harus menyampaikan pesan yang konsisten kepada pemangku kepentingan untuk membangun dan mempertahankan reputasi yang positif. Pesan ini harus mencerminkan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi.
Dalam strategi komunikasi, menurut Cornelissen (2017), penyampaian pesan yang konsisten sangat penting. Ada beberapa alasan tentang pentingnya penyampaian pesan yang konsisten dalam strategi komunikasi. Pertama, pesan yang konsisten dan sejalan dengan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi membantu membangun reputasi yang positif dan kuat. Reputasi yang baik dapat meningkatkan kepercayaan dan dukungan dari pemangku kepentingan, seperti pelanggan, karyawan, investor, dan mitra bisnis.
Kedua, pesan yang konsisten memudahkan pemangku kepentingan untuk memahami tujuan dan posisi organisasi. Hal ini mengurangi kemungkinan kesalahpahaman atau kebingungan yang dapat menimbulkan masalah dalam komunikasi dan hubungan dengan pemangku kepentingan.
Ketiga, organisasi yang konsisten dalam penyampaian pesan mereka akan dianggap lebih kredibel dan dapat diandalkan. Kredibilitas ini akan membantu dalam menjaga kepercayaan pemangku kepentingan dan membangun hubungan jangka panjang yang baik. Keempat, pesan yang konsisten membantu dalam menciptakan identitas dan citra merek yang kuat dan jelas. Ini membantu organisasi untuk membedakan diri dari pesaing dan menarik pelanggan, karyawan, dan mitra yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi.
Kelima, penyampaian pesan yang konsisten melalui berbagai saluran dan platform komunikasi memastikan bahwa pemangku kepentingan menerima informasi yang sama dan kohesif. Ini memungkinkan organisasi untuk mengkomunikasikan visi, misi, dan tujuan mereka secara efektif dan efisien.
Sebelum menyampaikan pesan yang konsisten, organiasi atau perusahaan harus melakukan segmentasi pemangku kepentingan. Disini organisasi harus mengidentifikasi pemangku kepentingan yang berbeda dan mengembangkan strategi komunikasi yang disesuaikan untuk setiap kelompok. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap kelompok menerima informasi yang relevan dan tepat waktu (Freeman, 2010)
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah komunikasi dua...