Merujuk data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2010, tak kurang dari 59,12 persen penduduk Indonesia pernah mengonsumsi jamu sebagai obat tradisional untuk menjaga kesehatan mereka. Sayangnya, tidak semua orang yang mengkonsumsi jamu sadar akan kaidah Empat Tepat dan Satu Waspada (4T + 1W) yakni, tepat penggunaan, tepat pemakaian, tepat obat herbal, tepat dosis, dan satu waspada.
Tahun 2014 ini, SOHO menargetkan pendapatan Rp 0,4 hingga 0,5 triliun khusus produk obat herbal SOHO yang dipasarkan ke dokter. Untuk produk obat herbal OTC atau dipasarkan di ritel, targetnya Rp 0,6 trilun.
Dijelaskan Dr. Arijanto Jonosewojo SpPD FINASIM, Ketua Poliklinik Komplementer Alternatif RSU Dr. Soetomo Surabaya, sebenarnya dokter bukannya menolak pemakaian obat herbal. Namun, dokter terikat dengan Undang-Undang Kedokteran, yang membuat dokter tidak diperbolehkan memakai obat-obatan yang belum ada teruji klinis.
Selain itu, menurut Dr. Arijanto, "Selama ini, para dokter di Indonesia belum menerima herbal sebagai salah satu pilihan obat, karena memang dalam kurikulum pendidikannya belum semua fakultas kedokteran mengajarkan pemanfaatan obat herbal. Baru, belakangan ini sejumlah fakultas kedokteran mulai memasukkan produk herbal sebagai bagian dari mata kuliahnya."
Vice President Sales and Marketing for Professional Products SOHO Global Health, Sugiharjo, turut mengamini. Menurutnya, tantangan yang dihadapi SOHO adalah mengkomunikasikan produk herbal ke medical community. Untuk itu, SOHO merasa perlu untuk rutin melakukan pendekatan ke medical community guna menciptakan awareness maupun edukasi.
Demi mengedukasi penggunaan produk obat herbal sekaligus mengkomunikasikan kaidah 4T + 1W, SOHO Global Health menggelar kegiatan seminar ilmiah "Natural Wellness Symposium" di tujuh kota, sepanjang semester pertama 2014. Ketujuh kota tersebut adalah Jakarta, Semarang, Medan, Bali, Bandung, Makassar, dan Surabaya. Dalam kesempatan itu, SOHO menggandeng IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dengan membidik 1000 dokter sebagai peserta seminar di masing-masing kotanya.
Sugiharjo menambahkan, "Tujuan dari kegiatan ini untuk menginformasikan keamanan, khasiat, dan kualitas obat herbal. Seminar ini merupakan seminar ilmiah pertama di Indonesia yang memberikan pemaparan manfaat obat herbal dengan total peserta 1000 dokter. Rencananya, program ini akan menjadi program rutin SOHO setiap tahunnya, demi menerjemahkan spirit untuk menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan alami."
Sampai saat ini, SOHO tampak serius menggarap pasar produk obat herbal. Lantaran, propek bisnis produk herbal di Indonesia sangat menggiurkan. Jika tahun 2006 total nilai bisnis produk herbal secara nasional mencapai Rp 5 triliun, makat tahun 2012 angkanya sudah mencapai Rp 13 triliun.
"Sampai saat ini, SOHO masih menjadi market leader di kategori produk herbal yang dipromosikan dokter. Tahun 2014 ini, kami menargetkan pendapatan Rp 0,4 hingga 0,5 triliun khusus produk obat herbal SOHO yang dipasarkan ke dokter. Untuk produk obat herbal OTC atau dipasarkan di ritel, target kami Rp 0,6 trilun," klaim Sugiharjo.
Selain rutin menggelar program edukasi, keseriusan SOHO menggarap pasar produk obat herbal ditunjukkan dengan target produksi obat baru yang dipatok tiap tahunnya. Yaitu, SOHO akan siap meluncurkan rata-rata lima produk obat herbal setiap tahunnya untuk market dokter atau non-ritel. Hingga kini, SOHO telah memiliki 15 grup produk obat herbal berdasarkan spesialisasi masing-masing, dengan lebih dari 100 jenis produk.