Pendekatan ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang perasaan, perspektif, dan kebutuhan karyawan selama proses perubahan, serta mengekspresikan dukungan dan pengertian terhadap mereka. Gaya ini menuntut pemimpin untuk mendengarkan secara aktif, berbagi informasi dengan jujur dan transparan, serta mengakui dan menghargai kontribusi karyawan.
Pendekatan empatik ini bertujuan untuk meminimalkan resistensi dan membangun dukungan terhadap perubahan, dengan mempromosikan lingkungan kerja yang positif dan inklusif (Edmonds, 2011; McKeown & Bates, 2013).
Contoh-contoh gaya komunikasi perubahan empatik dalam konteks organisasi mencakup:
1. Mendengarkan Secara Aktif: Pemimpin mengadakan sesi mendengarkan di mana karyawan dapat menyampaikan kekhawatiran, harapan, dan pertanyaan mereka tentang perubahan yang akan datang. Dengan cara ini, karyawan merasa dihargai dan didengarkan, yang dapat mengurangi ketakutan dan resistensi terhadap perubahan.
"Kami ingin mendengar pendapat dan kekhawatiran kalian tentang perubahan ini. Setiap suara penting bagi kami untuk memastikan kita semua bergerak maju bersama."
2. Menyampaikan Informasi dengan Jujur dan Terbuka: Pemimpin berkomunikasi tentang rencana perubahan dengan cara yang transparan, menjelaskan mengapa perubahan itu perlu, bagaimana prosesnya akan berlangsung, dan apa dampaknya bagi karyawan. Hal ini membantu mengurangi ketidakpastian dan membangun kepercayaan.
"Kami menghadapi perubahan yang penting, yang kami percaya akan membawa kita ke arah yang lebih baik. Kami berkomitmen untuk transparansi sepanjang proses ini dan akan terus memberi kalian informasi terbaru."
3. Mengekspresikan Empati dan Dukungan: Saat mengumumkan perubahan yang mungkin menimbulkan kekhawatiran atau ketidakpastian, pemimpin secara eksplisit mengakui bahwa perubahan dapat menimbulkan tantangan dan menegaskan komitmen mereka untuk mendukung karyawan melalui transisi.
"Kami mengerti bahwa perubahan ini mungkin menimbulkan tantangan. Silakan tahu bahwa kami di sini untuk mendukung kalian, dan bersama-sama, kita akan melewati ini."
4. Mengakui dan Menghargai Kontribusi Karyawan: Sebelum mengimplementasikan perubahan, pemimpin mengakui dan merayakan pencapaian yang telah dilakukan oleh tim. Ini menunjukkan bahwa walaupun perubahan diperlukan, kontribusi masa lalu tetap dihargai.
"Sebelum kita memulai babak baru ini, mari kita akui semua yang telah kita capai. Setiap kontribusi kalian telah membawa kita ke titik ini, dan untuk itu, kami sangat berterima kasih."
5. Membangun Dialog Dua Arah: Pemimpin mendorong karyawan...