Sachet Marketing

Mengemas produk dalam berbagai ukuran dipandang bisa dilihat sebagai cara produsen atau penjual mensegmentasikan pasar. Porsi tunggal atau ukuran rumah tangga kecil telah sangat menarik bagi para lajang dan keluarga muda (Adams et al., 1991). Keragaman dalam ukuran kemasan dan harga berkaitan dengan tingkat konsumsi konsumen, serta biaya penyimpanan dan transaksi.

Bahkan ukuran kemasan digunakan sebagai alat strategis dan sebagai respon terhadap ukuran besar. Memecah-mecah kemasan besar ke dalam sub-paket yang lebih kecil digunakan produsen untuk menarik konsumen yang mungkin ingin mengontrol konsumsi produk mereka.

Sistem pelabuhan di kepulauan Filipina memfasilitasi distribusi barang ke sejumlah besar warung-warung kecil. Di India dan Filipina, pemasaran sachet berhasil karena keberadaan sejumlah besar warung-warung kecil.

Ini mengimplikasikan, keberhasilan kemasan sachet tergantung pada jaringan distribusi yang dimiliki. Jaringan distribusi yang luas memberikan kemudahan yang dibutuhkan oleh mereka yang membeli sachet. Dalam konteks ini, biaya untuk membeli produk dalam sachet lebih sering harus dikompensasi oleh kemudahan yang diberikan oleh keberadaan warung-warung kecil.

Frekuensi pembayaran upah (apakah itu harian, mingguan, atau bulanan) adalah faktor penting lain yang mempengaruhi keberhasilan pemasaran sachet. Besaran dan frekuensi uang tunai yang diterima oleh pekerja harian memungkinkan pemasaran sachet berkembang karena ini adalah cara mengatur ketersediaan uang tunai dengan harga produk.

Konsumen dapat memutuskan untuk mengendalikan berapa banyak produk yang mereka konsumsi dengan cara membeli dan memiliki stok produk pada waktu tertentu. Misalnya, saat mereka melakukan traveling, mereka tidak perlu lagi membawa shampo ukuran besar, cukup membawa shampo ukuran kecil sekali pakai.

Dalam perekmbangannya, kemasan sachet juga dipilih oleh konsumen kelas lebih tinggi atau dia hampir semua strata ekonomi. Beberapa konsumen lebih memilih sachet sebagai kontrol atas konsumsi anak-anak mereka. Anak-anak cenderung lebih banyak minum susu atau krim kental manis bila di rumahnya tersedia dalam julah yang besar.

Karenanya, dengan memberikan mereka kemasan yang kecil, konsumsi berlebihan dapat dicegah. Konsumsi sampo lebih mudah dikontrol dalam sachet karena kemasan dalam botol (volume besar) cenderung lebih mudah dikonsumsi sehingga mendorong konsumsi berlebihan.

Konsumen juga akan meminta produk dalam sachet jika mereka ingin mencoba sesuatu yang baru. Jadi sachet merupakan cara yang baik untuk memperkenalkan produk baru atau variasi baru dari suatu produk ke pasar. Konsumen tidak ingin membelanjakan uangnya dengan membeli kemasan besar kecuali mereka yakin akan produknya.

Kenyamanan adalah alasan lain mengapa konsumen dapat mencari produk dalam bentuk sachet. Karena irama kehidupan yang cepat, beberapa konsumen membeli produk yang memungkinkan mereka bergerak lebih cepat. Kopi kemasan sachet – termasuk yang three in one (kopi, creamer dan gula) membantu konsumen sibuk tadi mengurangi waktu menyiapkan kopi.

Kemasan adalah iklan terakhir yang dilihat sebelum konsumen mengambil kepuusan untuk membeli, bahkan sebelum konsumen mengkonsumsi. Begitu ada di rak toko atau rumah, kemasan akan menjadi pengingat. Ketika kemasan dipadukan dengan iklan, kemasan tidak hanya menarik perhatian dan menyebabkan orang mengenal brand, tetapi juga mengkomunikasikan informasi penting.

Pages: 1 2 3 4

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)