Sementara itu, ditambahkan Uki, sebagian besar KOL menawarkan rate, karena merasa punya banyak followers dan tidak ada rumusan khusus. Padahal, hasil pekerjaannya nanti belum tentu sesuai dengan target atau tujuan yang disepakati.
Oleh karena itu, Uki menyarankan, kalau mau pakai KOL, pilihlah yang bukan hanya karena memiliki banyak followers, tapi bagaimana dia mengerjakan pekerjaannya dengan sepenuh hati dan memiliki rasa tanggung jawab, layaknya "brand guardian”.
"Jangan lupa, KOL siapapun, dia harus cocok, suka, dan memahami dengan brand atau produk yang mau dia ‘jual’. Sebab, apabila tidak, pasti hanya views saja yang brand dapatkan. At the end of the day, no sales,” ujarnya.
Empat Jenis KOL
Selama ini, dikatakan Uki, biasanya, influencer atau KOL dikategorikan berdasarkan jumlah follower-nya di platform media sosial. Ada empat kategori influencer. Pertama, Mega-influencer, yakni kategori influencer media sosial dengan peringkat tertinggi. Mereka biasanya memiliki lebih dari satu juta pengikut. Mega-influencer seringkali lebih terkenal dibandingkan berpengaruh. Mereka memiliki audiens yang sangat beragam dengan topik minat yang berbeda.
Kedua, Macro-influencer, yakni influencer yang setingkat di bawah mega-influencer. Salah satu cara untuk mengidentifikasi macro-influencer, papar Uki, adalah dengan jumlah pengikut mereka. Biasanya berkisar antara 100.000 hingga satu juta pengikut. “Macro-influencer biasanya memperoleh ketenaran melalui internet, baik melalui vlogging, atau dengan menghasilkan konten yang lucu atau menginspirasi,” ucapnya.
Ketiga, Micro-influencer adalah seseorang yang memiliki antara 1.000 hingga 100.000 pengikut. Micro-influencer berfokus pada niche atau area tertentu dan umumnya dianggap sebagai pakar industri atau spesialis topik. Micro-influencer memiliki hubungan yang lebih kuat dibanding influencer biasa. Hal ini sering kali didorong oleh persepsi mereka sebagai pemimpin opini dari suatu topik. Micro-influencer, bukan selebritis atau influencer biasa, dan seringkali memiliki audiens yang sangat seragam.
Keempat, Nano-influencer adalah jenis influencer yang relatif baru. Mereka cenderung memiliki jumlah pengikut yang lebih sedikit dibandingkan dengan micro-influencer, yaitu kurang dari 1.000 pengikut. Nano-influencer adalah seseorang yang memiliki pengaruh dalam komunitas mereka.
Key Experience Leader
Lantas, bagaimana dengan tren penggunaan infulencer di tahun 2022? Dijawab Uki, tahun 2022, strategi pemanfaatan KOL seharusnya sudah mulai bergeser dari selebriti/public figur/selebgram/youtubers sebagai third party endorser kepada pemanfaatan testimonial dan endorsement dari pihak-pihak yang memang sudah pernah merasakan experience atas kebaikan produknya. “Saya menyebutnya sebagai KEL (Key Experience Leader),” ia menegaskan.
Berdasarkan pengalamannya, diyakini Uki, tren pemanfaatan KOL dalam...