Welcome to The New Power World

Kisah upaya NASA untuk membuka diri itu berasal dari penelitian dan wawasan profesor NYU Hila Lifshitz-Assaf. Dia menghabiskan tiga tahun di NASA; bak seekor lalat di dinding selama periode perubahan yang dramatis — dan menegangkan.

Upaya Johnson Space Center menerapkan open innovation itu dipimpin oleh Space Life Sciences Directorate (SLSD), di bawah pimpinan dokter dan ahli bedah penerbangan Jeffrey Davis. Direktorat itu mengambil empat belas tantangan penelitian dan pengembangan strategis. Keempat belas tantangan itu diletakkan dalam platform inovasi terbuka bagi orang sedunia. Tiga ribu orang dari 80 negara merespons tantangan itu. Mereka terdiri berbagai ragam, mulai dari pakar hingga sekadar penggemar akhir pekan yang tidak dikenal.

Hasil awal sangat mengesankan. Biasanya siklus R&D (penelitian dan pengembangan) tradisional adalah tiga hingga lima tahun, namun model crowd sourcing itu mengubahnya menjadi hanya dalam tiga hingga enam bulan. Tidak hanya menghasilkan solusi yang lebih cepat, crowd sourcing itu berhasil menekan biaya menjadi jauh lebih rendah, dan kualitas pekerjaannya secara signifikan lebih tinggi dari yang diharapkan.

Satu solusi menonjol lainnya yang dihasilkan dari crowd sourcing adalah upaya NASA memecahkan persoalan serius dalam heliofisika. Mereka merasa betapa sulitnya memperkirakan badai matahari secara efektif. Badai matahari adalah semburan energi besar dari matahari yang bergerak menuju bumi dengan kecepatan tiga juta mil per jam.

Jelas, kemampuan untuk menghindarinya adalah prioritas tinggi bagi mereka yang berkecimpung dalam penyelidikan tata surya. Namun untuk semua pekerjaan yang dilakukan oleh para ahli di seluruh dunia - di NASA dan di tempat lain - model terbaik pemberitahuan tentang gelombang itu bisa dihasilkan dalam satu atau dua jam dan dengan tingkat akurasi 50 persen.

Bruce Cragin, seorang insinyur telekomunikasi yang akan memasuki pension dari New Hampshire, yang bahkan bukan ahli heliofisik dan tidak memiliki akses ke alat-alat seperti NASA, mengajukan algoritma yang memungkinkan untuk memprediksi suatu fenomena delapan jam sebelumnya, dengan tingkat akurasi 75 persen.

Terobosan ini memicu gelombang antusiasme yang besar di antara para pemimpin senior NASA, menarik perhatian media nasional dan bahkan menarik minat Gedung Putih. Anggaran untuk NAS pun dinaikkan dua kali lipat.

Penulis buku ini, Jeremy Heimans dan Henry Timms (2018) menyebut itu sebagai kuasa baru. Berbeda dengan kuasa lama, kuasa baru ini bekerja seperti arus, dibuat oleh banyak orang, terbuka, partisipatif, dan digerakkan oleh mitra atau rekan kerja.

Konsep ini menggambarkan kekuatan yang muncul dari partisipasi aktif masyarakat dalam era digital dan teknologi. Menurut Heimans dan Timms, New Power berbeda dengan Old Power, yaitu kekuatan tradisional yang terpusat pada elit atau individu tertentu yang memiliki akses dan kendali atas sumber daya dan informasi.

New Power, di sisi lain, muncul dari partisipasi aktif dan kolaborasi yang terbuka, terutama melalui media sosial dan teknologi digital. Kekuatan ini didasarkan pada partisipasi, keterbukaan, dan keterlibatan, dan terus berubah dan bergerak dalam skala yang lebih besar daripada kekuatan lama.

Seseorang mengunggah dan mendistribusikan sesuatu, mitra itu yang mendorongnya untuk menjadi semakin luas. Seperti air atau listrik, ia paling kuat ketika melonjak. Tujuan kuasa baru bukan menimbunnya tetapi untuk menyalurkannya.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)