Banyuwangi, Jawa Timur, tidak hanya dikenal dengan Kawah Ijen atau Taman Nasional Baluran. Selain objek wisatanya yang menarik, Banyuwangi juga memiliki aset alam yang luar biasa, yakni cokelat. Untuk itu, pemerintah setempat menggelar Festival Cokelat untuk pertama kalinya di Kampung Doesoen Kakao, Glenmore, Banyuwangi, pada Sabtu (12/5) lalu.
Pada Festival Cokelat tersebut, sejumlah penari perempuan itu terlihat begitu kompak melakukan Tari Petik Cokelat. Tari itu memperlihatkan bagaimana cara memanen cokelat, salah satunya yang ada di Kecamatan Glenmore.
Dibuka oleh Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, Festival Cokelat dihadiri ribuan warga Banyuwangi, untuk menikmati rasa cokelat yang telah dikirim ke sejumlah negara di Eropa. Sedikitnya, ada 3.600 gelas cokelat hangat yang disediakan untuk masyarakat secara cuma-cuma alias gratis.
Baca Juga
“Sebenarnya ini gagasan yang menurut kami penting. Orang Scotland-lah yang memberi nama daerah ini Glenmore. Bahkan, banyak penduduk asli Kampung Doesoen Kakao yang belum pernah mencicipi cokelat hasil produksi mereka. Padahal, cokelat tersebut sudah diekspor ke sejumlah negara, mulai dari Malaysia, Singapura, Jepang, Jerman, Perancis, Italia, hingga ke Amerika Serikat,” ungkap Anas.
Menurutnya, objektif Festival Coklat ini adalah untuk memperkenalkan bahwa salah saty coklat yang paling enak ada di Glenmore, Banyuwangi. Glenmore adalah salah satu daerah penghasil coklat terbaik di Indonesia dengan rasa dan karakteristik yang unik dan berbeda. Tak hanya itu, festival ini juga menyajikan sejumlah hasil karya warga setempat yang semuanya menggunakan bahan dasar cokelat. Mulai dari singkong, hingga ubi dengan bahan dasar cokelat.